Jumat, 02 Agustus 2024

Lelaki Pekroook....!

Hari ini adalah hari kedua kerja pagi. Kemarin kubacai cerita mochtar lubis sampai selesai. Membacai cerita realisme sangat mengasik-kanku. Beberapa kali aku baca cerita realisme dari amerika semacam karya john steinbeck dan ernest hemingway, misalnya. Kebanyakan tidak aku baca sampai selesai. Entah mengapa aku kurang suka. Ceritanya begitu detail, tapi menurut pendapatku aku kurang mendapat insight dari cerita itu. 
Kawabata yasunari kubacai beberapa dan aku menyukainya. Meski dalam ceritanya agak sedikit cabul. Hampir semua roman punya nuansa cabul. Nuansa cabul ibarat cabai dalam masakan. Tentu saja dalam setiap roman, tanpa cerita soal percabulan akan menjadi kurang. Memang begitulah dalam realita kehidupan. Asmara, percintaan, interaksi lelaki dan perempuan. Begitulah bumbu kehidupan. 

Realisme dari tagore juga tolstoy sangat mengasyik-kanku. 

Kalau aku tarik kesimpulanku sendiri. Mungkin nilai nilai yang ada di amerika kurang bersesuaian dengan diriku yang terlampau akrab dengan feodalisme. 
Maksudku bukan ceritanya yang buruk. Hanya saja ufuk pikirku yang masih terlampau sempit. 

***

Kembali pada Mochtar lubis. Di samping ceritanya, aku begitu terkesan dengan kemampuan berhasanya yang sangat mendalam. Aku punya banyak kesempatan untuk belajar.  Sayangnya waktu itu banyak aku sia-siakan begitu saja. Aku hitung lagi semenjak tahun 2013 sangat sedikit literasi yang aku bacai. Terkadang aku merasa malu. 
Aku ingin lebih banyak lagi belajar dan membaca. 

Terkadang aku berpikir, apa untungnya untuk membaca cerita ? Toh tidak bisa aku jadikan sebagai sarana untuk mencari duit. Kalau pun ada peluangnya sangat kecil. 
Aku tidak mengerti juga, lagi pula aku tidak butuh alasan untuk menyukai sesuatu. 

Untuk masa sekarang ketika saya dirumah, membaca dan belajar dengan tenang aku harus atur sedemikian rupa agar tetep bisa bermain dengan si mbak dan si adik. 
Tapi di tempat kerjaku dengan tanpa mengurangi komitmenku untuk menyelesaikan tugas harianku. Aku punya waktu untuk membaca dan belajar. 
Aku sangat bersyukur sekali. 

*** 
Sebagai seorang lelaki. Boleh dikata aku ini lelaki pekrook. Yang tidak punya tenaga. 
Pabila ada suatu kerjaan yang butuh tenaga dan otot, aku akan sangat kesulitan. Karena dua sumber daya itu belum aku punyai. 
Sejatinya di tempat kerjaku adalah area yang butuh otot dan tenaga. 
Tapi system yang ada di tempat kerjaku memungkinkanku untuk berstrategi tanpa menggunakan otot dan tenaga. 
Oleh management kami disupport oleh para punakawan kami. Yang dimanfaatkan dengan baik oleh kawan-kawan. 

Terima kasih para punawakan. 
Terima kasih tempat kerjaku. 

Alhamdulillahi hamdan katsiro thayiban mubarakan fiih. 

Sabtu, 03 Agustus 2024
Liwa, Oman
Simon Dinomo