Selasa, 02 Agustus 2011

Terkadang kebenaran itu tak seperti yang kau lihat....

 Dulu, yang mana aku sudah lupa tanggal dan bulannya. Pernah aku berkata kepadamu seperti judul tulisan ini. Entah apa definisi di pikirmu kala itu.
Sekarang mari aku ceritai apa maksud pernyataanku itu. Ini penting, jika tiada penting bagimu rasanya sangat penting bagiku. Aku yang harus terus menderita dalam penjajahan perasaanku sendiri. Penderitaan yang sayangnya tak kau ketahui.

Tentang perasaanku bukankah dahulu telah aku nyatakan kepadamu ?
Saat aku lihat kau menangis, kau saksikan aku tak berbuat suatu apa. Kau tak tahu isi hatiku yang sebenarnya jauh lebih menangis lagi.
Saat kau ucapkan selamat ulang tahun kepadaku, kau ketahui aku seoalah - olah menampik maksud baikmu.
Saat berulang kali aku kau hubungi, kau saksikan seolah olah aku tak peduli.

Dalam banyak hal kita mungkin berbeda termasuk dalam memahami kosa kata cinta. Bagi-ku dengan diamku itu, bagiku dengan ketidak pedulianku yang seolah-olah, yang nampak olehmu itu ... itulah yang kusebut cinta. Sedang bagimu mungkin punya definisi yang lain. Setahuku itulah yang akan memuliakanmu nantinya.
Benar tidaknya akan kau tahu sendiri saat sang waktu menelan umurmu, kelak kau akan mengetahuinya. Jika kau tanya aku, aku pun tiada tahu akan tetapi aku berusaha untuk **YAKIN**. Sedang ulang tahun, adalah lebih baik jika seorang muslim tiada meniru-niru tentang itu. Tasyabuh itu namanya.

Tentang Anneleis aku ceritakan kepadamu, kau tahu mengapa karena kau punya kedudukan tersendiri di hatiku. Saat aku kunjungi kampung halaman kusempatkan untuk melihatmu. Pernahkah kau saksikan kita bertemu hanya berdua saja ? Namun kau tak bisa membaca sasmita hatiku.

Saya akui dalam banyak hal ada pertimbangan yang salah telah kulakukan. Aku mohon maaf kepadamu. Jika seorang hamba berbuat salah itu adalah wajar. Jika kau menghendaki seorang yang tanpa kesalahan, silahkan kau naik ke langit ...karena tak akan kau temui di bumi ini. Hingga kini karena sifat inco (inferior kompleks-ku) aku selalu dibayang-bayangi rasa bersalah terhadapmu. Aku tak bisa begitu. Kenapa harus aku salahkan diriku sendiri terus-terusan. Ini yang tak bisa aku biarkan. Maka dengan begitu aku tulis ...entah tulisan macam apa ini. Tapi tetap tulisan ini aku namai prosa.

Kuyakin-kan diriku.... keputusanku tiada salah... ! Jika ada yang melukaimu maafkanlah.
Demikian itulah yang aku maksudkan ***TERKADANG KEBENARAN ITU TAK SEPERTI YANG KAU LIHAT.... ****

*****

Serdang, Serang, Banten
Selasa, 02 Agustus 2011
Sihmanto

2 komentar:

  1. subhanallah akhi.....
    yang sabar ya akhi....
    tetaplah kepada jalan yag haq, tetaplah kepada shirothol mustaqiem,,, itu semua adalah coba'an akhi....
    insyaallah allah pasti memberikan kebahagiaan yang seharusnya antum dapat.

    BalasHapus