Jumat, 29 Juli 2022

Bangsaku kaya akan Falsafah


Ntah dari Pram atau Ahmad Thohari atau bahkan mungkin bukan dari keduanya. Seingatku diantara kedua itu. Judul maupun bukunya juga tidak aku ingat lagi. 
Pernah kubacai salah satu falsafah bangsaku. Yaitu : 

"Sak dowo dowone lurung, isih luwih dowo gurung".

Maknanya : 
"Pembicaraan orang dapat tesebar luas tanpa tahu batasnya. Terlebih lagi mengenai hal cela dan aib sesorang, mudah sekali tersiar kemana-mana"

Dahulu sewaktu umurku belum sampai seperempat abad, kukira ada sesuatu yang ideal di bumi ini. 
Ya itu bisa saja, karena pada kenyataannya pernah kita jumpai tokoh kontemporer seperti Gandhi ataupun Bunda Theresa tetapi tidak perlu dipaksakan untuk menjadi ideal. Biarlah saja mengalir sekehendak Tuhan Pencipta Langit dan Bumi. 
Realitanya adalah di bumi ini tidak akan pernah kita jumpai tatanan yang ideal. Manusia tetaplah dengan sisa sisa kebinatangan yang dimilikinya. Bila hendak mencari sesuatu yang ideal. Hendaknya naiklah ke langit, mungkin kau dapati disana para malaikat. Karena di bumi tidak akan pernah ketemu. 

Kembali lagi ke falsafah bangsaku, eh bukan bangsa kita. 
Juga Pram atau yang lain, yang juga aku lupa , pernah menuliskan, kira - kira begini : 

Jauh sebelum Mendel menemukan teori yang rumit itu. Bangsa kita sudah mengatakan : 
"Kacang ora ninggal lanjaran"
Bahkan nenek moyang kita sudah tahu bahwa sample terbaik untuk mempelajari sifat pewarisan dalam genetika adalah tumbuhan kacang. Sebagaimana dilakukan percobaan oleh Mendel. 
Tapi siapa yang lebih dulu memulai teorinya aku tidak terlalu perduli. 
Yang jelas sewaktu simbah-simbah kita yang belum tentu bisa berbahasa indonesia dengan baik, yang bahkan mereka tidak bersekolah. Tapi mereka bisa merumuskan ilmu terkemuka itu dengan kacang yang tidak akan pernah jauh dari lanjaran. Itu sudah prestasi yang aku layak berbangga dengannya. 

Opo ora hebat ? Kurang hebat apa nenek moyangku. Eh nenek moyang kita. 

Nah kesimpulannya : 
"Lha gimana mongsok ngopi ndak membahas aib sodara/bos/sedulure .. yaa kurang greeeng".
"Mongsok terus ora ngopi ...."

Lha niku kagem hiburan kulo niku, menawi salah dan dosa mugi panjenengan paring pangapuro nggih Gusti. Lha musik mboten angsal, ngrokok mboten angsal, meh nonton film kok nurani  sajak ngomong ... "ojo okeh - okeh ora apik". Lha terus mosok nggak duwe hiburan. Kamongko jarene "Bila tidak ada musik dunia sepi kurang asik". Gek kulo seneng tenan lho kalian musik niku. Mbok saestu. Ning nggih kulo tinggal sak mampu kulo. 

Nyuwun panjenengan ngapuro nggih Gusti. Lha wong panjenengan Maha Pengampun, Maha Pengasih dan Penyanyang ngoten lho. Kulo tresno tenan dumateng panjenengan. 
Nggih Gusti nggeh ... kagem hiburan kok. Mboten nopo - nopo nggih. 


Sabtu, 30 Juli 2022
Al Khuwairiyah, Falaj, Sohar, Oman
Simon Dinomo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar