Selasa, 25 Maret 2025

Filosofi tani pakhde dan Kyai Alap-alap.

"Kalau prinsip saya dengan modal yang terbatas. Saya akan memilih untuk menanam yang berbasis kayu....!"
Begitulah beliau mengutarakan filosofinya dalam bertani. 
Alhamdulillah, saya dapat ngelmu beberapa SKS. Yang padat  dan berisi. 

Lebih jauh beliau sampaikan. Harga sayur sudah menjadi ciri khasnya sejak dulu akan selalu naik turun. Sayur yang berbasis kayu semisal cabai dan terong. Memiliki umur masa tanam yang panjang. Seandainya bulan pertama panen harganya baru jatuh, masih ada potensi bulan-bulan berikutnya harganya bangkit lagi. 

"Lha bila pada masanya stok modal saya agak banyak. Sesekali saya juga akan menanam sayuran rambatan. Ciri khas sayur rambatan itu umurnya pendek, dalam masa 10 kali panen maksimal sudah habis. Bila harga sedang jatuh. Habislah sudah, bisa jadi tidak ada keuntungan yang tersisa. Malah bisa sampai minus, rugi tak kira-kira"

"Tanaman berbasis kayu. Untuk mengisi kekosongan bisa saya tanami kacang tanah di sela-selanya. Ini penting untuk menambah pendapatan, dan untuk bank pakan ternak."

"Di sepanjang galengan saya tanami singkong, setelah 6 bulanan saya paneni rutin sedikit demi sedikit"

"Welho ndak ditebasne mawon pakdhe ?"

"Galengan itu adalah perbatasan dengan lahan sebelah-sebelahnya. Musti saya pastikan dulu semuanya sudah mencicipi dan merasakan. Kalau perlu sampai emoh-emoh. Lha nanti baru saya jual. Kalau masih mau nggodok dan nggoreng. Yaa tidak saya jual. Biasanya begitu lheeee....."

"Rata-rata kalau saya total dari penjualan singkong sekali masa tanam untuk galengan muter itu mencapai 2 jutaan"

"Saya ada kambing 10 ekor. Jumlah itu akan selalu saya jaga. Setiap tahun normalnya saya akan mengeluarkan beberapa ekor di masa idul kurban. "

"Keputusan sepulur ekor itu untuk mempermudah segala aspek baik dalam pencarian pakan atau penanganan. Melihat perkembangan kambing-kambing itu cukup menyenangkan hati"

"Saya juga tidak pernah mau berpusing-pusing untuk menjual kambing - kambing itu. Jarang saya jual di rumah. Saya lebih memilih untuk menjual di pasar. 
Semua saya pasrahkan ke kolega saya. Ketika sudah terjual, dia akan laporan. 
Setelah itu tinggal saya tanyakan ...Lha terus ongkosnya berapa ? Lalu saya berikan ongkos itu. Selesai masalah".

"Ada potensi saya diakali atau ditipu. Itu tidak masalah asal saya tidak tidak tahu. Yang saya tahu saya merasa dimudahkan sudah dibantu, dan sudah terjual jadi uang. Sisanya pokoknya saya percaya. Dalam hidup ini saya tidak mau terlalu banyak beban pikiran". 

"Dan sejauh ini alhamdulillah, saya tidak merasa kekurangan suatu apa, Dan bahagianya tidak karuan"

***

Lha kok filosofinya pakdhe itu, saya ngen-ngen kok kayak WAH sekali. Prasojo .... Legowo ...
Sementara itu saya masih mengobservasi Kyai Alap-alap. 
Umurnya yang hampir dua puluh tahun itu, tidak bisa dibohongi. Lampu-lampu LED'nya banyak yang mati. Akhirnya saya coba bongkar bongkar sendiri, kemudian saya ganti sendiri bersama ayahanda. 
Ketika beberapa lampu itu menyala kembali rasanya seneng bukan main. 

Memang dipikir-pikir hobi baru saya ini menyenangkan sekali. 
Biar kata manfaatnya minum setidaknya tidak bermaksiat kepada Tuhan Pencipta Langit dan Bumi. 
Alhamdulillah. 
Perlahan sedikit-demi sedikit lampu-lampu intrumentasi dari Kyai Alap-alap berfungsi kembali. 

Moga-moga suatu waktu nanti saya pun bisa mengikuti jejak filosinya pakdhe dalam bertani. 

Filosofi pakdhe dan Ngopeni Kyai Alap-alap. Wah hebat tenan .....!


Prambanan, Klaten, Jawa Tengah
Selasa, 25 Maret 2025
Simon Dinomo

Senin, 17 Maret 2025

Manuk Gemak

Seekor manuk gemak njrunthul di tengah jalan, kemudian berhenti. Tingak tinguk ke kanan dan kiri. Ketika dia dengar suara langkah kaki mendekat kemudian terbang. 
Jalanan pagi di persawahan hijau masih dipenuhi oleh embun. 
Gunung Merapi terpampang gagah di arah utara yang diselimuti kabut tipis. 

Aku dan anak-anaku berputar-putar dengan sepeda motor pagi itu. 
Mereka sangat senang sekali. 
Di pagi sebuta itu masih kami temui bapak tani yang sudah bekerja di sawah. Rumput, dedaunan dan pepohonan masih dipenuhi embun. Pun demikian tidak menyurutkan semangat dari bapak tani. 

***

Bulan Puasa sudah memasuki harinya yang ke-17. Segala Puji bagi Tuhan Pencipta Langit dan Bumi atas limpahan nikmat dan karuniaNya sampai detik ini. 
Matur nuwun Gusti. 

Kyai Alap-alap lebih tua secara umur daripada Kyai Garudo. Selisihnya cukup banyak. Ekpektasi saya pada Kyai Alap-alap saya buat serendah mungkin. 
Benar saja ketika pelan-pelan saya check. Saya menemukan beberapa ketidaknormalan. 
Apa yang rusak saya coba perbaiki, saat satu kerusakan selesai diperbaiki muncul kerusakan lain. Seperti tidak ada ujungnnya. 

Saya menikmati situasi ini. Alhamdulillah, matur nuwun Gusti. 
Pikiranku teruslah menganalisa, teruslah melihat dan membaca. Teruslah belajar. 
Sehat-sehat terus Kyai Alap-alap. 


Senin, 17 Maret 2025
Prambanan, Klaten
Simon Dinomo

Selasa, 11 Maret 2025

Orang Cina.....

***

Suasana bulan ramadhan di Oman begitu hangat dan ngangeni. Rumah-rumah akan dihiasai lampu yang terang benderang. Jalan-jalan, di roundabout pun juga di pasang aneka lampu yang mempesona itu. Supermarket jam bukanya mengikuti gegap gempita bulan puasa. Yang biasanya pukul 11 malam sudah tutup. Di bulan puasa akan buka sampai jam satu dinihari. 
Terus lapangan bola basket dan lapangan sepakbola sehabis tarowih lampu akan nyala terang benderang seperti di stadion. Orang-orang bermain sampai larut malam. 
Dan kini puasa ramadhan tahun ini sudah memasuki hari yang ke 10. 
Alhamdulillah, matur nuwun Gusti. 
Di hari pertama puasa setelah berbuka,  langit di atas kawasan rumah sewaku memerah terang benderang. Api Flare menjulang tinggi sekali, menyala-nyala dengan suaranya yang gemuruh. 
Selama tiga hari lamanya si adik melihat kobaran api itu, sambil berkata : 
"Biiii..... apinya masih ada...! Itu lihat"

***
Selama 6 tahun lamanya saya tinggal di Oman. Hanya di beberapa tahun terakhir ini saya jumpai banyak orang-orang Cina di sekitaran rumah sewa saya. Mereka bermain bola basket, jalan-jalan, bersepeda, jumlahnya banyak sekali. Sesekali terdengar mereka berbicara dalam bahasa mereka dengan keras-keras satu sama lainnya. 
Tampak mereka begitu sengkuyung. 
Ada satu dari mereka yang juga muslim, biasanya sholat di masjid yang sama denganku. 
Awalnya saya agak heran, kok tiba-tiba begitu banyak orang Cina di Oman ini. 
Beberapa kesempatan malah saya pun dikira orang Cina juga. 

***
Pertanyaan besar itu pun akhirnya terjawab juga. 
Ketika saya berkesempatan ngobrol dengan seorang senior enggineer di perusahaan alumunium yang tersohor itu. Dia bercerita beberapa tahun ke belakang, kota Sohar belumlah seperti yang sekarang ini. 
Pabriknya pun masih terbatas. 
Tapi sekarang perkembangannya begitu pesat. 
Malah sekarang ini baru ada project Renewable Energi. Menurut cerita beliau, perusahaan ini sangat besar. Sebanyak 80 persen pekerjanya langsung dari Cina sedang 20 persennya untuk lokal. 
Pekerja Cina tersebut kebanyakan hanya bisa berbahasa Cina. 
Welhadalah ..... dari sini, saya baru Ngeeeh. 
Woalah jebul ini tho alasannya. 

***
Beberapa hari sebelum puasa. Partner saya pindah tempat kerja. Begitulah kehidupan, ada yang datang, ada yang pergi. Banyak yang pergi tapi tidak ada yang datang. Banyak yang datang tapi tidak ada yang pergi. Tiba-tiba akan ada yang tertinggal sendiri. Atau semuanya pergi.
Untuk partner saya itu saya doakan segala yang terbaik untuknya. 
Matur nuwun partner. 

Selasa, 11 Maret 2025
Liwa, Oman
Simon Dinomo