Mahmood mengambilkan Roti Mandazi itu untuk saya.
"Hah sodara.... lama ndak kelihatan.
Sini...sini, ayo coba kamu icipi roti baru buatan kami. Namanya Mandazi"
Saya pun berbincang sebentar dengannya.
Roti itu saya biarkan di atas meja. Lantas saya pergi ke dapur untuk menemui paman Harun.
Paman Harun memeluk saya.
Alhamdulillah, Matur nuwun gusti.
Di negara orang ini, saya masih dikarunia banyak kawan-kawan yang baik.
****
Kunci remote otomatisnya Kyai Garudo sekarang berfungsi kembali. Tiga tahun lebih kunci remote'nya rusak saya biarkan begitu saja. Tukang kunci yang saya temui, terlihat biasa biasa saja.
Dibongkarlah remote itu, dia bilang.
"Wah ini sudah rusak. Tidak bisa diperbaiki. Harus ganti baru !"
"Tidak masalah. Asal ada spare partnya." Jawab saya.
"Berapa harganya untuk ganti yang baru ?" Tanya saya lagi.
"10 oman real"
"Baiklah. Bismillah saya ambil. Tolong di dikerjakan".
Diutak atik beberapa kali, dicoba berulang-ulang kali. Di colok dengan komputer. Akhirnya kunci remote baru itu pun bisa berfungsi dengan baik.
Alhamdulillah, matur nuwun Gusti.
Matur nuwun tukang kunci.
***
Selama satu bulan lebih Kyai Garudo saya tinggal.
Bisa jadi saking anget dan nyamannya sampai kucing saja tinggal disitu.
Begitu kabel aki saya sambung kembali, kemudian saya starter.
"Mak cekekekekek... mak cekekekek...greng...greng...greng.....!"
Malah Kyai Garudo itu lebih nyaman dari Kyai alap-alap.
Injakan gasnya lebih enak, lebih enteng ,terasa ringan sekali. Suspensinya lebih enak dan nyaman.
Putaran setirnya juga lebih enak. Mungkin karena mesin Kyai Garudo yang lebih gede dibandingkan dengan Kyai Alap-alap.
Tapi soal kestabilan di kecepatan tinggi, Kyai Alap-alap lebih mantap.
Alhamdulillah matur nuwun Gusti. Nyuwun panjenengan paringi berkah dumateng Kyai Garudo dan Kyai Alap-alap.
Liwa, Oman
Kamis, 24 April 2025
Simon Dinomo