Kamis, 24 April 2025

Tukang kunci .... !

Sebuah Roti Mandazi dihidangkan di atas piring plastik. Jus bunga Rosela yang berwarna merah itu, tak luput turut disiapkan untuk saya cicipi. Segelas Teh Karak yang saya pesan, yang harusnya seharga 100 baisa. Uang yang saya sodorkan tidak diterimanya.
Mahmood mengambilkan Roti Mandazi itu untuk saya.
"Hah sodara.... lama ndak kelihatan.
Sini...sini, ayo coba kamu icipi roti baru buatan kami. Namanya Mandazi"

Saya pun berbincang sebentar dengannya.
Roti itu saya biarkan di atas meja. Lantas saya pergi ke dapur untuk menemui paman Harun.
Paman Harun memeluk saya. 

Alhamdulillah, Matur nuwun gusti.
Di negara orang ini, saya masih dikarunia banyak kawan-kawan yang baik. 

****

Kunci remote otomatisnya Kyai Garudo sekarang berfungsi kembali. Tiga tahun lebih kunci remote'nya rusak saya biarkan begitu saja. Tukang kunci yang saya temui, terlihat biasa biasa saja. 
Dibongkarlah remote itu, dia bilang. 
"Wah ini sudah rusak. Tidak bisa diperbaiki. Harus ganti baru !"
"Tidak masalah. Asal ada spare partnya." Jawab saya. 
"Berapa harganya untuk ganti yang baru ?" Tanya saya lagi. 
"10 oman real"
"Baiklah. Bismillah saya ambil. Tolong di dikerjakan".
Diutak atik beberapa kali, dicoba berulang-ulang kali. Di colok dengan komputer. Akhirnya kunci remote baru itu pun bisa berfungsi dengan baik. 

Weeeh ini hebat tenan. Saya senang bukan main. Kyai Garudo sekarang punya kunci remot lagi. 
Alhamdulillah, matur nuwun Gusti. 
Matur nuwun tukang kunci. 

***
Selama satu bulan lebih Kyai Garudo saya tinggal. 
Debunya tebal sekali, terlihat sangat buluk. Bekas kaki kucing yang lewat di kaca nampak dengan jelas. Yang lebih mengagetkan lagi. Kolong mesinnya sampai buat rumah kucing. Coba kurang hebat apa Kyai Garudo itu. 
Bisa jadi saking anget dan nyamannya sampai kucing saja tinggal disitu. 

Begitu kabel aki saya sambung kembali, kemudian saya starter. 
"Mak cekekekekek... mak cekekekek...greng...greng...greng.....!"
Welhadalah Kyai Garudo meski sebulan tidak dipakai, meski mesinnya umurnya tidak lama lagi. Tapi tetep masih waras.
Malah Kyai Garudo itu lebih nyaman dari Kyai alap-alap.
Injakan gasnya lebih enak, lebih enteng ,terasa ringan sekali. Suspensinya lebih enak dan nyaman. 
Putaran setirnya juga lebih enak. Mungkin karena mesin Kyai Garudo yang lebih gede dibandingkan dengan Kyai Alap-alap. 
Tapi soal kestabilan di kecepatan tinggi, Kyai Alap-alap lebih mantap. 

Alhamdulillah matur nuwun Gusti. Nyuwun panjenengan paringi berkah dumateng Kyai Garudo dan Kyai Alap-alap. 

Liwa, Oman
Kamis, 24 April 2025
Simon Dinomo



Sabtu, 19 April 2025

Codot ....!

Suara gangsir mengiringi tulisanku kali ini.
Sewaktu aku kecil gangsir itu kami cari cari, kami cangkuli, lalu kami sunduki. Seharian kami habiskan untuk mencangkuli tanah mencari gangsir. 
Sebelum akhirnya gangsir itu digoreng dan jadi lauk yang renyah sekali. 

Setiap kali Kyai Alap-alap dibongkar, aku perhatikan dengan seksama. Sedikit demi sedikit aku telusuri jalur demi jalur system yang bekerja. Aku habiskan banyak uang tiada mengapa, disaat yang sama, aku belajar banyak hal. Banyaknya waktu dan biaya yang aku habiskan terbayar dengan pengetahuan baru yang aku peroleh. Itulah yang membuatku bahagia dalam memelihara mobil tua. 


***
Sesekali aku lihat tanaman di sawah bapak-ku. Trouble shooting dalam bertani lebih kompleks dari perkiraanku. Yang diamati adalah tanaman yang hidup. Misal ada suatu problem, penanganannya dengan apa, takarannya berapa, kapan musti ditangani ? Setelah diberikan obat tertentu misalkan, harus observasi lagi. Berapa lama efek pemberian obat tersebut akan terlihat. 
Bila tidak berhasil apa yang musti dilakukan musti ganti type obat atau dinaik-kan dosisnya. 
Ketidak tepatan jenis, takaran dan dosis berbasis waktu seminggu sekali, seminggu dua kali adalah kunci. Sedang semuanya berlomba dengan waktu. 

Sisa-sisa kulit kelengkeng berserakan di bawah pohon mangga di depan rumah. Beberapa biji nya ada goresan bekat gigitan. Hampir setiap malam pada codot berpesta di atas pohon itu. 
Karena itulah meski sering berbuah buah kelengkeng di samping rumah itu jarang sampai bisa kami makan. Kalah cepat oleh para codot setiap malam. Mereka makan sampai tidak bersisa di pohon. Selalu seperti itu setiap tahun. 

Sewajarnya seperti itu, tidak adanya tindakan penanganan. Artinya kami tidak panen. 
Padahal ada beberapa hal yang bisa kami lakukan, misal dengan pembrongsongan. Tanpa kesungguhan dalam pemeliharaan, rasanya tidak akan merasakan manisnya masa panen. 


Sabtu, 19 April 2025
Prambanan, Klaten
Simon Dinomo


Senin, 14 April 2025

Burung Kuntul dan Kyai Alap-alap setelah lebaran.

Burung kuntul mendarat di area persawahan yang basah. Hujan masih turun sebagai karunia dari Tuhan pencipta langit dan bumi di beberapa hari terakhir. Dengan bangga saya beritahukan kepada si mbak dan si adik.
"Lihat itu ada burung kuntul, itu lho yang warnanya putih...!"

Tatkala waktu menunjuk-kan pukul sebelas malam. Jalan depan rumah sangat lengang. Sesekali sepeda motor masih ada yang lewat. Desir suara angin terdengar jelas sekali. 
Karakter kehidupan di desa, selepas waktu isya seketika itu suasana menjadi begitu senyap. Sayup-sayup kawanan katak saling ber-rekotok, bak paduan suara. Alhamdulillah, alangkah damainya tempat ini. 


****
Lebaran tahun ini sudah berlalu. Momen sakral tahunan itu menyisakan cerita demi cerita. 
Tahun ini lebaran terasa lebih istimewa lagi, untuk pertama kalinya aku pergi sholat idul fitri bersama ayahandaku. 

Hari ini aku pergi ke tukang cukur. Ini sudah menjadi ritual bulanan saya. Setelah muter muter kesana kemari, setiap saya temui tukang cukur, saya dapati antriannya banyak sekali. Saya browsing di google maps. Kemudian saya telusuri satu per satu. 
Dapatlah tempat cukur yang elite di sebelah timur candi prambanan. Tempatnya ber AC. Tidak ada yang ngantri. Ketika saya cukur di situ semua alat-alatnya modern. Malah tidak pakai gunting sama sekali. Semuanya sudah berbasis batere. Tempat duduknya terasa mahal. Harganya dua puluh lima ribu rupiah. 
Dua kali lipat lebih dari tempat cukur yang biasa. 
Tapi ini tidak ngantri. Karena hal tersebut bilamana lebih mahal itu sudah kompensasi yang wajar. 
Tatanan perikehidupan dunia memang begitu bukan ? Naik pesawat ada kelas bisnisnya. Ke rumah sakit ada kelas dua, kelas satu, kelas VIP. Begitulah sejak dahulu kala. 

****
Aktifitasku di desa aku desain simpel - simpel saja. 
Pagi jalan kaki sebentar, kemudian baca buku ala kadarnya sambil minum kopi. 
Lama-lama rasa jenuh datang juga. 
Kenapa musti jenuh ? Ini adalah momen dimana musti dinikmati secara semestinya. 
Kusruput kopiku lagi. Kubacai sesekali tulisan Sun Tzu. Buku Daniel Kahneman, terhenti di bab-bab awal. Kapasitas otak-ku memang biasa biasa saja. Meski tulisan Sun Tzu sudah kubacai beberapa kali, aku hanya bisa tahu bahwa di dalam buku tersebut ada bahasan terkait suatu bab. Sedang pokok pokok dari bab itu aku, baiknya janganlah engkau tanyakan. Aku musti membacai ulang dua atau tiga kali lagi. Selalu begitu. 

Soal roda per-ekonomian dan finansial ? Kiranya dengan kondisiku yang sekarang bolehlah orang mau ngomong seperti apa juga. Mau membully pun juga boleh.
"Heleh ... itu nggayane thok. Mbandang di rumah cuma ngah-ngoh ora iso opo-opo ...!"

Angan-anganku akan aku usahakan sebagaimana bahasan dalam buku Sun Tzu. 

***

Kyai Alap-alap sudah mengantarku ke berbagai tempat. Mobil yang sudah hampir 20 tahun umurnya itu aku coba rawat sepenuh hatiku.
Awalnya aku rombak total berkenaan dengan safety dan fasilitasnya. 
Head unit, dash cam, sensor parkir, dan kamera mundur. Berkisar 1,6 juta. 
Setelah itu coolant, oli transmisi , oli mesin , wiper depan belakang habis sekitar 1,1 juta. 
Terakhir kemarin, untuk scanning dan hasil observasi. Ada beberapa part yang perlu diganti. 
Support shock depan kanan kiri, motor washer, spion sein sebelah kanan. Bila ak eksekusi untuk part ori estimasi berkisar 2,5 juta. 

Sejauh ini konsumsi rata-rata bbm yang diperoleh dari Kyai Alap-alap di range 11 km per liter untuk dalam kota. Sekitar 13 km per liter untuk rute tol. 

Tiap minggu secara statistik dengan pemakaian yang ala kadarnya Kyai alap-alap menenggak pertamax 400 rb. 
Tahap akhir untuk balik nama dari plat jakarta berkisar 7 juta.

Begitulah review data statistik Kyai Alap-alap. Aku sangat menikmati segala observasi, segala biaya dan pernak pernik lainnya. Semoga Alloh beri kelimpahan rezeki kepadaku. 

Semoga Alloh beri keberkahan pada Kyai Alap-alap. 
Sehat-sehat terus Kyai.... 
Matur nuwun Gusti. 
Malam semakin larut, suara codot bersaut-sautan menyambar buah sawo dan buah kelengkeng. 
Mereka terbang sangat rendah, terlihat jelas sekali. 

****

Senin, 14 April 2025
Prambanan, Klaten
Simon Dinomo