Sabtu, 19 April 2025

Codot ....!

Suara gangsir mengiringi tulisanku kali ini.
Sewaktu aku kecil gangsir itu kami cari cari, kami cangkuli, lalu kami sunduki. Seharian kami habiskan untuk mencangkuli tanah mencari gangsir. 
Sebelum akhirnya gangsir itu digoreng dan jadi lauk yang renyah sekali. 

Setiap kali Kyai Alap-alap dibongkar, aku perhatikan dengan seksama. Sedikit demi sedikit aku telusuri jalur demi jalur system yang bekerja. Aku habiskan banyak uang tiada mengapa, disaat yang sama, aku belajar banyak hal. Banyaknya waktu dan biaya yang aku habiskan terbayar dengan pengetahuan baru yang aku peroleh. Itulah yang membuatku bahagia dalam memelihara mobil tua. 


***
Sesekali aku lihat tanaman di sawah bapak-ku. Trouble shooting dalam bertani lebih kompleks dari perkiraanku. Yang diamati adalah tanaman yang hidup. Misal ada suatu problem, penanganannya dengan apa, takarannya berapa, kapan musti ditangani ? Setelah diberikan obat tertentu misalkan, harus observasi lagi. Berapa lama efek pemberian obat tersebut akan terlihat. 
Bila tidak berhasil apa yang musti dilakukan musti ganti type obat atau dinaik-kan dosisnya. 
Ketidak tepatan jenis, takaran dan dosis berbasis waktu seminggu sekali, seminggu dua kali adalah kunci. Sedang semuanya berlomba dengan waktu. 

Sisa-sisa kulit kelengkeng berserakan di bawah pohon mangga di depan rumah. Beberapa biji nya ada goresan bekat gigitan. Hampir setiap malam pada codot berpesta di atas pohon itu. 
Karena itulah meski sering berbuah buah kelengkeng di samping rumah itu jarang sampai bisa kami makan. Kalah cepat oleh para codot setiap malam. Mereka makan sampai tidak bersisa di pohon. Selalu seperti itu setiap tahun. 

Sewajarnya seperti itu, tidak adanya tindakan penanganan. Artinya kami tidak panen. 
Padahal ada beberapa hal yang bisa kami lakukan, misal dengan pembrongsongan. Tanpa kesungguhan dalam pemeliharaan, rasanya tidak akan merasakan manisnya masa panen. 


Sabtu, 19 April 2025
Prambanan, Klaten
Simon Dinomo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar