Minggu, 26 Oktober 2025

Si Seeer....!

Alum Bhai mendatangi saya selepas sholat. 
Dia bilang kepada saya : 
"Apakah kau tidak ingin memberiku beras ?"
Saya tertegun. 
Cukup lama saya tidak berjumpa dengan Alum bhai. Hingga dia kembali datang , menggantikan paman Salim yang sudah kembali ke negara asalnya. 
Mungkin saat ini Paman Salim sudah berkumpul dengan seorang dokter muda, anak perempuannya yang dia banggakan itu. 
Semoga Alloh mudahkan segala urusan beliau. 

"Apakah kau ingin makan nasi ?"
Saya balik bertanya.
Kemudian saya ulurkan uang untuk membeli makan siang. Tapi dia menolaknya. Dia hanya ingin beras. 
Saat itu setelah dia pergi. Saya angkat tanganku ke langit. Memohon kepada Tuhan Yang Maha Kaya. 
Agar saya diberi kemampuan dan kecukupan untuk membelikan beras. 

***
Turn Arround di tempat kerjaku sudah berlangsung hampir sebulan. Banyak cerita aku lalui. Aku ngobrol banyak hal, dengan banyak orang. Kadang kami bersitegang, lama-lama menjadi akrab satu sama lain. 
Aziz bhai bercerita kepadaku. Hari jum'at kemarin dia pergi jalan-jalan bersama empat orang kawannya. Mereka mencari rumah makan pakistan. Dia bilang sekali kali mereka ingin menikmati kehidupan. Membelanjakan hasil jerih payah mereka. Makanan pakistan yang minyaknya kombyang-kombyang itu, yang bumbunya seabrek dan pedesnya membuat perut panas. Tapi memang mak nyuuus sekali. 
Dari mereka aku belajar standard kebahagiaan tanpa keseakanan. 

Tim berperawakan tinggi besar. Umurnya sudah separuh baya. Awalnya Tim sedikit sengak kepadaku. Mungkin pikirannya sedang kalut oleh kerjaannya yang bertumpuk. Aku balas dengan agak sengak juga. 
Kalau harus adu jotos, aku akan tumbang dengan sekali pukulan. 
Biar saja, paling tidak aku akan mencoba melawan. Meski hanya dengan kata-kata. 
Entahlah lama-lama justru jadi dekat. Aku bantu dia menyelesaikan tugasnya semampuku. 

Lainnya halnya dengan Steven, sejak awal dia lebih friendly. 

Terlebih lagi Ranjan bhai. Aku berterima kasih kepada beliau. Nuansa menganyomi sangat kental sekali dalam pribadinya. 

***

Negri tempatku kerja saat ini, nuansa egaliternya begitu terasa. Jauh berbeda dengan bangsaku sendiri. 

Di tempat kerjaku aku ngobrol dengan petinggi-petinggi. Langsung kusebut nama mereka, tanpa embel-embel apa pun. Mereka tidak tersinggung dan aku juga tidak punya rasa sungkan sama sekali. 
Yang mana jauh bertolak belakang dengan budaya di bangsaku. 

Oh, aku berterima kasih sekali. Atas nikmat pengalaman yang begini rupa. 

Mentalitas inferior kompleks itu tidak hanya dimiliki oleh orang orang indonesia saja. Ternyata kaum inlander itu ada banyak juga. Literasi yang kubacai semasa muda dulu membawaku pada pehamanan yang lebih holistik mengenai kehidupan. Aku berterima kasih sekali atas nikmat bisa membaca. 
Memberiku ide yang mokal-mokal. Aku mulai membranding diriku dengan glenyengan dan guyonan. Layaknya kaum inlander yang dibesarkan dalam budaya feodal yang kental. 

Aku panggil orang-orang dengan embel-embel "Seeer...!". 
"Ok...Seeer"
"Siap ...Seeer"
Saking berbiasanya dalam penulisan yang lebih resmi yang seharusnya aku tulis "Sir" terpleset menjadi "Seeer". Aku tertawa seorang diri, mentertawakan diriku sendiri. 

Semenjak saat itu, orang-orang memanggilku "Si Seeer...!"
Aku tidak tersinggung. Justru bagiku ini adalah suatu keberhasilan dalam membranding. 
Meski pada realitanya untuk sebagian kalangan, panggilan itu  adalah suatu bentuk ejekan. Untuk menyatakan pada dunia bahwa mereka memiliki strata yang lebih tinggi, sedang aku hanyalah kaum inlander. Orang yang lolak-lolok yang dipaksa dan terpaksa untuk membungkuk-bungkuk oleh tatanan yang turun menurun. 

Gusti sampai mana derajatku disisiMu ? 
Derajatku di mata manusia tidak terlalu aku pedulikan. 
Aku harap Engkau ridho kepadaku. 
Bukankah Engkau pernah ceritakan melalui kalam-Mu ? Ada sekelompok orang yang Engkau ridho'i kemudian Engkau tanya kepada mereka ?
Pernah kuangkat tanganku .... di tempat yang Engkau berkahi. Dan aku yakin Engkau masih ingat apa yang aku panjatkan dan aku pintakan itu. Sedang Engkau adalah Tuhan Yang Maha Memberi, Maha Pemurah, Maha Pengasih dan Penyayang. Engkau akan sangat malu bila ada hambaMu mengangkat tangan kepadaMu lalu tidak Engkau penuhi. 


Sabtu, 26 Oktober 2025
Sohar, Oman
Simon Dinomo






Tidak ada komentar:

Posting Komentar