Selasa, 11 November 2025

Kyai Alap-alap : Jazz GE8 2008

Bismillah, mudah-mudahan berkah : 
Sebetulnya mind set dalam pikiran saya masih sama. Bahwasanya mobil itu merupkan sebuah liabilitas bukan sebuah aset. Sampai pada akhirnya saya ambil liabitilas itu. 

Kyai Alap-alap saya beli secara kebetulan. Meski begitu sudah melalui pertimbangan yang mendalam dan menyeluruh.

  • Poin utamanya adalah ukuran kandang yang saya miliki di rumah mungil kami. Maka panjang mobil tersebut tidak boleh lebih 4,5 m agar bisa dengan proper menghuni garasi rumah. 
  • Poin berikutnya apa pun mobil yang saya ambil haruslah di range budget yang saya miliki sekitar 120 jt'nan. Mobil yang harus mengikuti budget, bukan budget yang mengikuti mobil. 
  • Mesin paling tidak 1500 cc. Agar supaya tenaganya memadai untuk menghandle segala medan. 
  • Konsumsi bahan bakarnya sewajarnya lah. Tidak boros-boros amat. 
  • Radius putar yang seminimal mungkin. Untuk memudahkan dalam bermanuver mengingat medan yang tersedia. 
  • Depresiasi harga jual kembalinya masih reasonable. 
  • Ketersediaan spare part yang memadai. 
Kenyamanan memang penting. Kalo mau tidak akan ada cukupnya. Selalu akan ada yang lebih nyaman. Dan Kyai Alap-alap cukup kurang dari segi kenyamanan. Tapi masih mencukupi dari fungisonalnya. 

Berbekal pengalaman saya merawat Kyai Garudo di Oman. Ditambah lagi tugas keseharian saya dalam memonitor mesin. Sedikit banyak saya bisa memperkirakan reliability dari sebuah spare part. 
Walhasil, total biaya sementara pemeliharaan Kyai Alap-alap selama satu tahun kira-kira begini : 



Selasa, 11 November 2025
Sohar, Oman
Simon Dinomo

Sabtu, 08 November 2025

Sepeda warisan ....!

Dua kali si Mbak sudah dibelikan sepeda baru. Sedang si Adik menerima warisan sepeda dari Mbaknya. 
Sepeda warisan itu sudah beberapa kali masuk bengkel. 
Terakhir ini ban dalam depan dan belakang diganti yang baru. Ban dalam itu diganti entah sudah yang keberapa kali. Wajar saja mengingat saya yang kurang mengopeni dan kondisi alam yang memang sangat panas. 
Biaya penggatiannya spare partnya menurut saya cukup mahal sebesar 3 oman real. Seingat saya harga baru sepeda itu dahulu sekitar 14 oman real. 
Artinya untuk penggantian ban dalam saja sudah 25 % sendiri. Empat kali ganti ban dalam sudah bisa untuk membeli sepeda baru. 
Si Adik tetap senang dengan sepeda warisannya itu. 
Begitu pun sepeda Si Mbak, untuk penggantian pedal sepasang biayanya 3 oman real. Ditambah ban dalam depan 1,5 oman real. Totalnya 4,5 oman real. 
Matur nuwun tukang sepeda, Menghidupkan usaha sodara sendiri adalah juga merupakan hal yang baik. Mudah-mudahan berpahala di sisi Illahi Rabbi. 

***
Naluri saya sebagai seorang operator lapangan. Memberi tahu saya ada semacam ketidakberesan pada Kyai Garudo. Saya konsulkan ke bengkel mereka bilang tidak ada masalah. Hasil Scanning melaporkan semuanya baik-baik saja. 
Malah kemudian bengkelnya nawar mau membeli Kyai Garudo. 
Welhadalah .... !
Malah ditawari opsi lain lagi, mau ditukar sama honda civic model 2005 yang diparkir tepat di depan workshopnya.

Angan-angan untuk mengganti kendaraan itu memang muncul beberapa kali di pikiran saya. 
Dikarenakan keterbatasan finansial niat itu aku urungkan saja. 
Secara fungsional Kyai Garudo masih sangat mumpuni. 
Mobilnya sudah nyaman, hiburan sudah saya upgrade android, mau youtuban, bluetooth, radio .... semuaya baik. Kabin bagasinya luas. Bisa muat banyak barang belanjaan. Buat angkut sepeda pun tak masalah. 
Tenaga dari mesinnya yang 1.8 itu juga powerfull. Malah Kyai Alap-alap terasa sangat lemot dibadingkan Kyai Garudo. 
Mak Wuuushhh....ngeng...ngeng...ngeng. 
Kendalanya memang Kyai Garudo sudah cukup tua untuk sebuah kendaraan. Jadi butuh perhatian lebih dan musti ada spare budget untuk repair sewaktu-waktu. 
Kyai Alap-alap bahkan lebih tua lagi daripada Kyai Garudo. 
Wis sehat-sehat semuanya yoo...Kyai...!

"Maaf pak bengkel untuk saat ini, saya belum berniat menjual Kyai Garudo....!"
Saya masih penasaran.
Meski dari pemeriksaan fisik dan scanning katanya semuanya baik-baik saja. 



Sabtu, 08 November 2025
Falaj, Sohar , Oman
Simon Dinomo