Jumat, 25 Februari 2011

pitung modern....

Mak maafkan aku, aku putuskan untuk DO yang kedua kalinya.
Bukan untuk berhenti belajar, melainkan karena anakmu ini benci sekolah....perihal belajar ia masih teramat gemar.


"Nak di jaman yang begini ini... kenapa sampai tak kau teruskan sekolahmu ? "
Iya mak... untuk itulah aku meminta maaf, tolong maafkanlah aku. Rasanya tak bisa kutipu rasa hatiku, yang sudah coba aku tahan - tahan selama ini.
Aku sungguh membenci sekolah.
Walaupun sebenarnya aku sadar, dan sebenarnya pula aku benci mengakuinya bahwa yang emak katakan itu adalah benar adanya.

Apa jadinya hidup di zaman yang begini jika tidak sekolah. Yang ada tak lain hanya seperti ***si pitung***. Kan si pitung itu kalah dari makhluk-makhluk kolonial karena ndak sekolah juga. Sehebat apa pun kekuatan yang ia miliki toh akhirnya kalah juga.

"Lha itu apa kamu mau jadi si pitung dua nak... si pitung modern ? "
Tak kupungkiri itu mak, jika aku berhenti sekolah aku hanya akan seperti pitung, pitung yang hidup di era informasi... si pitung modern, persis seperti yang emak katakan. Pada kenyataannya karaktek itulah yang telah Alloh anugerahkan kepadaku.
Seorang pitung tak akan bisa membela keadilan, jangankan membela untuk bertahan dalam tuntutan era informasi saja tentu akan sangat sesak napas, kembang kempis.

Walaupun aku ini seperti pitung, tapi aku ndak ingin seperti dia sepenuhnya. Djokomono kan juga DO dari STOVIA, dialah yang berhasil menggegerkan singgasana makhluk-makhluk kolonial.
Itu karena dia tidak berhenti belajar walaupun tidak lagi sekolah. Menjadi Djokomono sepenuhnya aku pun juga tak suka. Dunianya remang-remang, biarlah aku menjadi diriku sendiri yang emak katakan seperti PITUNG MODERN, dengan kepolosannya. Tapi mak ketidak tahuan dan kebodohan pitung yang dulu akan aku hilangkan, biar tidak sekolah aku akan terus belajar... supaya bisa seperti Djokomono.
Jadi anakmu ini memang pitung modern, tapi suatu saat jika dibutuhkan semoga ia juga siap menjadi seorang Djokomono Tirto Ardhi Suryo.

Mohon doanya ya mak....
Salam cintaku untuk-mu...

Selamat tinggal....SEKOLAH...!!!!!!!!!


****
Sabtu, 00.27 26 februari 2011
oleh : bintang-kelana

Selasa, 22 Februari 2011

surat umar untuk sungai nil....

Mesir beserta Iskandariyah telah ditaklukan oleh pasukan Muslimin di bawah pimpinan Amr bin Al 'Ash.
Penduduk Mesir yang sudah mengadakan perjanjian damai dengan kaum muslimin dengan syarat mereka membayar jizyah (pajak diri) serta kharaj (hasil dari bumi mereka).
Suatu waktu mereka berkata kepada Amr :
"Wahai Amir, sungai Nil kami ini memiliki tradisi yang dengannya arus sungai ini bisa  mengalir. "
Amr bertanya :
"Apa tradisi itu ? "
Mereka menjawab :
"Lewat 12 malam dari bulan ini yakni bulan Bu'unah (penanggalan orang AJam) biasanya kami akan mencari seorang perawan dan kami akan mengambilnya dari kedua orang tuanya, kami berusaha agar keduanya merelakan anaknya tersebut maka kami bawa. Setelah itu kami akan menghiasnya dengan berbagai perhiasan dan pakian yang paling indah, setelah itu kami akan korbankan dirinya dengan mencampakkannya ke sungai tersebut."
Amr menjawab :
"Tradisi itu tidak akan terulang di dalam Islam. Sesungguhnya Islam akan meruntuhkan segala tradisi sebelumnya. "
Akhirnya mereka tidak berbuat apa-apa sejak bulan Bu'unah, Abib dan Masra (nama 2x bulan orang qibti) sementara air Sungai Nil tidak sedikit pun mengalir, hingga penduduk Mesir telah bersiap-siap untuk mengungsi.
Akhirnya Amr mengirim surat kepada Umar memberitakan kejadian tersebut.
Umar menjawab isi surat tersebut dan berkata :
"Sesungguhnya kebijakan yang kamu ambil sudah tepat, dan aku telah mengirim (di dalam surat ini ) sebuah kartu. Maka campakkanlah kartu ini ke Sunggai Nil."
Sesampainya surat itu ke tangan Amr, dia segera mengambil kartu tersebut dan ternyata di dalamnya tertulis :
"Dari hamba Alloh Umar bin Al - Khatab kepada Sungai Nil milik penduduk Mesir, Amma ba'du; jika engkau mengalir karena dirimu dan atas keinginanmu sendiri maka tidak perlu kamu mengalir, dan kami tidak begitu membutuhkan dirimu, tetapi jika engkau mengalir karena perintah Alloh Yang Maha Esa dan Perkasa, sebab Dia-lah yang membuatmu mengalir, maka kami memohon kepada Alloh agar membuatmu mengalir."
Maka segera Amr mencampakkan kartu itu ke Sungai Nil. Tepat pagi hari sabtu, Alloh telah mengalirkannya dan permukaan air bertambah sebanyak 16 hasta dalam satu malam, dan Alloh telah merubah tradisi lama mereka di Mesir sejak tahun itu hingga hari ini.

Sabtu, 12 Februari 2011

catatan panji yang berkibar....

Khalid berkata, dan seluruh jendral-jendral kaum muslimin mengatakan hal yang sama :
"Aku mengajak kalian kepada Alloh dan agama Islam. Jika kalian menerima tawaran ini maka kalian termasuk dari kaum Muslimin dan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan mereka. Jika kalian tidak menerima tawaran ini maka bayarlah upeti. Jika kalian tetap enggan menerimanya maka sesungguhnya aku datang kepada kalian membawa pasukan yang lebih mencintai kematian daripada kecintaan kalian kepada kehidupan. Kami akan memerangi kalian hingga Alloh menjadi hakin antara kami dan kalian."

Jumat, 11 Februari 2011

tentang Syi'ah.....

Fatimah binti Rasululloh sangat disegani lantaran kedudukannya. Setelah Rasululloh wafat Fatimah pernah mendatangi Abu Bakar untuk menuntut sebidang tanah milik Rasululloh SAW di Fadak dan jatah beliau di Khaibar. Namun hal itu ditolak oleh Abu Bakar. Abu Bakar berkata :
Aku mendengar Rasululloh SAW bersabda :
“Kami para Nabi tidak mewariskan , dan apa pun yang kami tinggalkan adalah sedekah.”

Kemudian Abu Bakar melanjutkan perkataannya : “Demi Alloh , aku tidak akan meninggalkan suatu perkara yang aku lihat Rasululloh SAW mengerjakannya kecuali akan aku lakukan pula”. Sejak saat itu Fatimah memboikotnya dan tidak berbicara dengannya hingga ia wafat.

Karena kedudukan Fatimah , banyak golongan yang mengikutinya dalam hal pemboikotan terhadap Abu Bakar. Mereka tidak mau mengakui Abu Bakar sebagai pewaris kepemimpinan Rasululloh tanpa tahu sebab jelasnya mengapa Fatimah memboikot Abu Bakar.
Mereka golongan yang turut memboikot itu adalah Syi'ah Rafidhah.
Yang masih eksis hingga kini.
Dalam kasus ini kaum Syi'ah Rafidhah banyak berbicara atas dasar kebodohan sambil mengada-ada perkara yang mereka tidak ketahui,mereka sibuk turut campur dalam hal-hal yang tidak layak mereka campuri.

Padahal dikisahkan pula ketika Fatimah sakit, Abu Bakar datang menemuinya meminta kepadanya agar diberi izin masuk. Ali berkata kepadanya, “Wahai Fatimah, Abu Bakar datang minta izin agar diizinkan masuk ? “ Fatimah bertanya , “Apakah engkau ingin agar aku memberikan izin baginya ? “ Ali berkata “ya”.

Maka Abu Bakar masuk dan berusaha meminta maaf padanya sambil berkata, “Demi Alloh, tidaklah aku tinggalkan seluruh rumahku, hartaku, keluargaku dan kerabatku kecuali hanya mencari ridho Alloh , ridho RasulNya dan ridha kalian wahai ahli bait.” Abu Bakar masih terus menerus membujuk hingga akhirnya Fatimah rela dan memaafkannnya.

Para ulama menjelaskan ketidak tahuan mereka atas kemarahan Fatimah terhadap Abu Bakar. Jika dikatakan ia marah karena Abu Bakar telah menahan harta warisan yang ditinggalkan ayahnya, maka bukankah Abu Bakar memiliki alasan yang tepat atas tindakannya itu yang langsung diriwayatkannya dari ayahnya, “Kami tidak mewariskan dan apa yang kami tinggalkan adalah sedekah”.
Sementara Fatimah adalah orang yang tunduk terhadap ketentuan nash Syar'i yang tidak ia ketahui sebelumnya. Tidak layak kita anggap Fatimah curiga dengan Hadits yang dibawakan Abu Bakar ash-Shiddiq ra, mustahil hal itu terjadi padanya. Apalagi hadits ini diterima oleh Umar bin Khathab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abbas bin Abdul Muthalib, Abdurahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, az-Zubair bin al-Awwam, Sa'ad bin Abi Waqqash, Abu Hurairah, Aisyah ra.
Walaupun hanya Abu Bakar seorang yang meriwayatkan hadits itu , wajib bagi seluruh kaum Muslimin di atas muka bumi ini menerima dan mematuhinya.

Jika kemarahan Fatimah disebabkan tuntutannya agar Abu Bakar menyerahkan pengelolaan tanah yang dianggap sedekah dan bukan warisannya itu kepada Ali, maka Abu Bakar juga memiliki alasan tersendiri bahwa sebagai pengganti Rasululloh SAW, maka wajib baginya mengurus apa-apa yang diurus oleh Rasululloh sebelumnya dan menangani seluruh yang ditangani Rasululloh. Oleh karena itulah ia berkata “ Demi Alloh , aku tidak akan meninggalkan suatu perkara yang dilakukan oleh Rasululloh semasa hidup beliau kecuali akan aku lakukan pula!” Oleh karena itulah Fatimah memboikotnya dan tidak berbicara dengannya hingga ia wafat.

Pemboikotan ini membuka pintu kerusakan yang besar bagi kelompok Syi'ah Rafidhah dan kejahilan yang panjang. Karena itu pula mereka banyak membuat permasalahan yang tidak berkesudahan. Anda saja mereka mengetahui perkara yang sebenarnya, pastilah mereka akan mengakui keutamaan Abu Bakar dan menerima alasannya. Namun mereka tetap saja menjadi kelompok yang hina dan kotor, selalu berpegang kepada perkara yang masih samar-samar dan meninggalkan perkara-perkara yang sudah jelas , yang sudah disepakati oleh para ulama Islam, baik dari kalangan sahabat, tabi'in maupun para ulama dari generasi setelah mereka di setiap zaman dan tempat. 

*by : bintang-kelana
Referensi : Kitab Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir.... sumonggo dilihat sendiri jika ndak yakin...^0^

Selasa, 08 Februari 2011

Untuk kekasihku....


“Kak… bacakan cerita untuk-ku…!”
Suara itu terdengar sangat manja, atau bolehlah dikatakan sedikit mesra.
Sedang aku rasanya sudah kehabisan cerita yang bisa aku bacakan untuk-nya, adindaku, kekasihku , dan bidadariku yang saat ini ada dalam dekapanku.
“Dahulu kala… ada seorang pangeran yang sedang dalam pengembaraannya.
Pangeran ini lain dari pengeran-pengeran yang biasanya. Di dirinya tidak ada mahkota, ia juga tidak berkuda, apalagi soal istana dia pun tak punya.
Kemudian dalam pengembaraannya itu, ia bertemu dengan seorang putri cantik yang mau berkenalan dengannya.
Si pangeran akhirnya meminta tuan putri untuk jadi istrinya. Anehnya tuan putri itu pun mau dan sekarang ia menjadi istrinya.”

“Tunggu dulu apa tuan putri itu bernama *………….* ?”
“Apa pangerannya bernama *………..*?”

“Mmm … Ya..ya… tuan putri bernama *………….*.
Dan pangerannya bernama *………..*”
Tuan putri sekarang berada dalam dekapan sang pengeran.

“Hi…hi…hi… kakak jahat .. kan itu kita berdua..”
Tuan putri itu meronta manja, berbalik kearah pangerannya. Keduanya hanyut dalam birahi insani, bergabung dalam nafas yang satu.

*****
Alangkah indahnya jika nama yang berada dalam titik-titik itu adalah aku dan kau...^0^

Untuk para suami di seluruh dunia... sepertinya menarik bukan jika kau bacakan cerita ini di hadapan kekasihmu, bidadarimu, pujaan hatimu itu ? 
*by : Bintang-kelana.


Minggu, 06 Februari 2011

si pencuri yang cantik...

Dua buah anggrek ini selalu tersenyum kepadaku, menyapaku dengan keindahannya dalam kepenatanku, kesedihanku, kesendirianku. Aku berterima kasih pada Rabbku kemudian kepadamu duhai anggrek-ku. Tahukah kau bahwa temanku menjulukimu *Si pencuri yang cantik.
Jangan marah kalau sampai kami sebut kau itu pencuri, kan di alam bebas kau itu memang inang kan ? yang menempel di pohon-pohon lain, menyerap air dari pohon itu. Tapi kau tetap indah, kau tetap cantik. Jadi benar kan ? Kau itu memang *si pencuri yang canti*. Suka-kah kau pada julukan itu ?
Entah kau suka atau tidak... kulihat kau hanya tersenyum saja, dan aku anggap itu sebagai tanda persetujuanmu.
Keindahanmu harus dijaga... aku akan belajar menjaga keindahanmu, kau dengar itu untuk merawatmu.
.......
.......
Apa kau juga suka anggrek ?
Dapatkah kau ajari aku bagaimana merawatnya ?