Kamis, 09 Oktober 2014

Pindah Grub.

Menu makanku hari ini yaitu sop mie, berbeda dengan hari sebelumnya yaitu sayur timun yang dibuat ‘pating jekletrek’ khas masakan india. Alhandulillah.
Kayaknya ini sudah mau musim dingin, wong kalau pas saya jalan-jalan tadi anginnya itu sudah mak ‘wus-wus’ kerasa ademnya.
Lha jebulnya sudah hamper dua tahun saya disini.
Alhamdulillah, makin hari kok rasanya makin abot saya jalani. Ini karena baru saja saya dipindah grub. Rasane wong nggolek rezeki buat istri, Alhamdulillah lagi rezekinya dikasih banyak.

Manusia brengsek alias kupret itu kok ada dimana-mana. Ning ya tidak terus semua manusia itu ‘kupret’ lho ya. Yang kupret itu juga tidak selamanya kupret, kadang-kadang begitu hilang kupretnya. Menariknya yang ‘tidak kupret’ diwaktu yang lain juga ikut mengupretkan diri. Satu grub dengan orang kupret itu menganyelkan sekali. Wis pokoknya anyel.
Apa saya yang lagi nulis ini pas baru kupret juga ? Wah kok jadi kupret semua ini.
Wah… wah…. kupret… kupret.
Jian dasar kupret.

Alhamdulillah saya dipindah grub.
Saya dapat ilmu baru, ilmu tentang manusia. Tentang orang kupret, kekupretan orang lain, kekupretan diri sendiri and kupret-kupretan.
Mahal lho ini ilmunya. Wong sekolahnya saja jauh banget je. Nganti tekan Saudi Ngarabiya je.
Opo ora hebat itu ?
Luar negri lho, ojo lali, Opo ora hebat.

Hi…. 3x.

Kamis, 09 Oktober 2014
Jubail, Saudi Arabia
Simon Dinomo

Senin, 06 Oktober 2014

Plant Teriiiiip....

Kira – kira lima hari yang lalu, sehabis maghrib begitu saya itu rak ya ter muter begitu. Ngeliatan pipa yang mbulet mbulet pakai sepeda. Mak ter muter muter begitulah kira-kira.
Bapak yang pakai seragam putih yang ditunggu tunggu itupun akhirnya tiba. Dengan menenteng pesanan kami di tangan kanan dan kirinya.
“Thank you Sir …”
Dah begitu saja bungkusan itu diletakkan diatas meja.
Wes tanpa basa basi aku sikat seketika, wong laper tenan je.

Sewaktu kemudian saya mengobrol dengan bapak Pinoy. Cas cis …. …. Cus, cus-nya ya saya kasih jeda begitu kok, wong memang begitu je putus putus begitu je saya itu ngomongnya. Waktu yang lama itu sambil loading mengingat ingat kosa kata yang mau aku ucapkan yang kadang-kadang kok ya ngumpetnya primpen sekali, nemunya susah. Ya begitulah, orang harus maju beroo nanti juga cus-nya itu bisa cepat sendiri tanpa jeda, insyaAlloh.
Nganu sampai dimana tadi saya menulisnya…..?
Nah kok ya waktu itu kami agak berdebat, dan kebetulan saya bisa menyampaikan beberapa evidence yang cukup meyakinkan.
Yang memaksa kami untuk bersama-sama ngurut pipa yang mbulet-mbulet lagi.

Leyeh – leyeh itu memang enak bener rasanya. Konco sebelah baru sibuk mainan Iphone 5 sama Galasy S teller. Ning leyeh – leyeh saya terasa nikmat sekali.
“Plant trip…”
Wah kok maunya merusak suasana saja lho, saya sama Mister Pinoy tetap leyeh-leyeh saja.
Lha kok terus pagingnya berbunyi.
“Hallo…”
‘Our main compressor trip, please make save on it”
Wah jebulnya bener.

Beginilah yang namanya dinamika sodara. Yang baru leyeh-leyeh seketika harus berjibaku sendiri. Ya ndak papa.
Saya teringat keluargaku yang dulu, kalo ada serangan mendadak seperti ini pun kami atasi bersama, bareng-bareng wis pokoknya semua become easy.
Wah alhamdulillahi ‘ala kulli hall.

Nganu je kerannya itu guede guede banget je, gek banyak sisan. Ning rapopo, men roso.
Itu semua terjadi sehabis isya’.

Pagi harinya saya pulang, matanya kriyip kriyip…. Begitu terkesan.
“Teriiip…. Teriiip… teriiip”


Senin, 06 October 2014
Jubail, Saudi Arabia
Simon Dinomo

Minggu, 01 Juni 2014

Ulasan Sebuah Pengakuan


Simpulanku atas Buku 'The Confession of the Economic Hitman' karangan John Perkins.

Tujuan :
Demi menjadikan Amerika suatu kekuasaan Global.”
(Halaman 18)
Dengan kutipan ini aku memulai dan marilah aku lanjutkan : 


Latar Belakang dan Sejarah Kemunculan Economic Hit Man :

Sepanjang sejarah perebutan kekuasaan terutama dibangun melalui kekuatan militer. Akan tetapi dengan berakhirnya Perang Dunia II kemunculan Uni Soviet dan hantu bencana nuklir menjadikan solusi militer untuk perebutan kekuasaan menjadi terlalu berisiko.
http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_dunia_1

Karenanya system yang lain perlu dilakukan dalam perebutan kekuasaan ini, yang kumaksud itu adalah sebagai yang terjadi di tempo dulu dan berlanjut sampe sekarang. Siapa yang ingin merebut semua kekuasaan menjadi kekuasaan global ? Tak lain adalah Amerika Serikat dan sekutunya si pemenang perang.

Saat yang menentukan terjadi pada tahun 1951, ketika Iran memberontak terhadap perusahaan minyak Inggris yang sedang mengeksploitasi sumber daya alam Iran dan manusianya. Perusahaan itu adalah pendahulu British Petroleom, sekarang BP. Sebagai tanggapannya Perdana Mentri Iran yang populer dan dipilih secara demokratis (yang diberi gelar Man of the Year oleh majalah Time pada tahun 1951) Mohammad Mossadegh. Dia menasionalkan semua aset minyak Iran. Inggris yang merasa sakit hati mencari sekutunya pada Perang Dunia II, Amerika Serikat. Akan tetapi kedua negara takut bahwa tindakan militer akan memicu Uni Soviet bertindak atas nama Iran.

Washington memberangkatkan agen CIA Kermit Roosevelt (cucu laki-laki Theodore Roosevelt). Ia menjalankan tugasnya dengan brilian, memenangi orang-orang melalui penyuapan dan ancaman. Ia kemudian menyewa mereka untuk mengatur serangkaian hura-hara di jalan-jalan dan demonstrasi yang penuh kekerasan, yang menciptakan kesan bahwa Mossadegh tidak populer dan tidak mampu. Pada akhirnya, Mossadegh turun dan menghabiskan sisa hidupnya sebagai tahanan rumah. Shah Mohammad Reza yang pro Amerika menjadi diktator yang tak tertandingi. Kermit Roosevelt telah meletakkan batu pertama untuk sebuah profesi baru.
Yaitu Economic Hitman.”

( Halaman 20 )

Kisah tentang Iran ini terus berlangsung termasuk proses penggulingan Soekarno yang kemudian diganti oleh pak Harto sebagaimana dijelaskan oleh penulis sendiri sbb :
'Hingga tahun 1971, tekad Amerika Serikat untuk menjatuhkan Indonesia dari Komunisme menguat karena hasil Perang Vietnam terlihat sangat tidak pasti. Presiden Nixon telah memulai serangkaian penarikan pasukan pada musim panas 1969 dan strategi Amerika Serikat cenderung berperspektif lebih global. Strategi difokuskan untuk mencegah efek domino bahwa satu negara jatuh ke tangan komunis setelah yang lainnya, dan strategi itu difokuskan pada beberapa negara, dimana Indonesia adalah yang utama. Proyek elektrifikasi MAIN adalah bagian dari rencana keseluruhan untuk memastikan kekuasaan Amerika Serikat di Asia Tenggara.
Dasar pikiran kebijakan luar negri Amerika Serikat adalah bahwa
Suharto akan melayani Washington dengan cara yang serupa dengan shah Iran. Amerika Serikat juga berharap bangsa itu akan berfungsi sebagai model untuk negara lainnya di wilayah itu.'
(Halaman 23)

Demikian cara baru membangun kekuasaan global dimunculkan. Cara serupa terjadi atas Venezuela, Equador, Iran, Irak, Saudi Arabia dan Panama. Di Panama keikutcampuran Amerika bukan karena minyak melainkan karena Panama mempunyai terusan Panama yang sangat strategis, yang menghubungkan samudra pasifik dan samudra atlantik.

(Topik yang terjadi di Arab Saudi, Venezuela, Equador, Panama dan Iran ini mengisi tulisan cerita John Perkins sampai akhir buku )

Lalu apa itu 'The Economic Hit Man ' ?

Economic Hit Man (EHM) adalah profesional berpenghasilan sangat tinggi yang menipu negara-negar adi seluruh dunia triliunan dolar. Mereka menyalurkan uang dari Bank Dunia, USAID, dan organisasi 'bantuan' luar negri lainnya menjadi dana korporasi-korporasi raksasa dan pendapatan beberapa keluarga kaya yang mengendalikan sumber-sumber daya alam planet bumi ini. Sareana mereka meliputi laporan keuangan yang menyesatkan, pemilihan yang curang, penyuapan, pemerasan, seks dan pembunuhan. Mereka memainkan permainan yang sama tuanya dengan kekuasaan sebuah permainan yang telah menentukan dimensi yang baru dan mengerikan selama era globalisasi.
( Halaman v!!)

Tugas seorang Economic Hit Man :
'Untuk mendorong para pemimpin dunia agar mejadi bagian dari jaringan luas yang mengutamakan kepentingan komersial Amerika Serikat. Pada akhirnya, para pemimpin itu akan terjerat dalam belitan hutang yang akan memastikan loyalitas mereka. Mereka dapat memanfaatkan kapan pun mereka mau untuk memenuhi kebutuhan politik, ekonomi, atau militer.
Melalui proyek proyek besar kawasan industri, pembangkit tenaga listrik, dan bandar udara. Para pemilik perusahaan rekayasa / konstruksi Amerika Serikat akan menjadi kaya luar biasa.'

(Halaman x)

'Bila tugas ini gagal suatu bentuk Hit Man yang lebih keji, serigala akan maju. (*aku tak tahu defini serigala ini). Dan jika serigala gagal, maka tugas akan jatuh ke tangan militer.
(*Mungkin ini yang terjadi dengan Irak tempo dulu, EHM gagal, serigala gagal. Maka pada akhirnya militer yang maju).

(Halaman x!!)

Penjelasan lain oleh pengarang :

Pekerjaanku mempunyai dua tujuan utama :
Pertama , aku harus membenarkan pinjaman internasional yang besar yang akan menyalurkan uang kembali ke MAIN dan perusahaan Amerika Serikat lain (seperti Bechtel, Halliburton, Stone dan Webster, dan Brown & Root) melalui proyek-proyek rekayasa dan kontruksi raksasa.



Kedua, aku akan bekerja untuk membangkrutkan negara-negara yang menerima pinjaman itu (setelah negara-negara itu membayar MAIN dan kontraktor Amerika Serikat lainnya, tentu saja) sehingga negara-negara itu selamanya akan berutang kapada kreditor mereka, dan dengan demikian mereka akan menjadi sasaran empuk ketika kami memerlukan dukungan mereka, yang meliputi pangkalan militer, hak suara PBB atau akses kepada minyak dan sumber daya alam lain.


Fakta bahwa utang yang dibebankan pada suatu engara akan menghilangkan kesehatan, pendidikan, dan layanan sosial lainnya bagi warga negaranya yang paling miskin selama puluhan tahun ke depan, tidaklah dipertimbangkan.
(Halaman 17)

Yang kaya bertambah kaya dan yang miskin bertambah miskin. Namun dari sudut pandang statistik, hal ini dicatat sebagai kemajuan ekonomi.
(Halaman 18)


Harapan / alasan mengapa buku ini ditulis oleh John Perkins :

'Buku ini ditulis sedemikian sehingga kita bisa membentuk kembali kisah kita. Aku yakin bahwa jika cukup banyak dari kita menyadari bagaimana kita dieksploitasi oleh mesin ekonomi yang menciptakan hasrat yang tidak pernah terpuaskan akan sumber-sumber daya dunia, dan menghasilkan sistem yang mengembangkan perbudakan, maka kita tidak akan mendiamkannya lebih lama lagi. Kita akan menilai ulang peran kita di dalam sebuah dunia di mana segelintir manusia berenang dalam kekayaan dan mayoritas tenggelam dalam kemiskinan, polusi dan kekerasan. Kita akan bertekad untuk mengemudi ke arah belas kasih, demokrasi, dan keadilan sosial bagi semua orang.

Mengakui sebuah masalah adalah langkah pertama ke arah menemukan solusi. Mengakui sebuah dosa adalah langkah awal penyelamatan. Maka biarkanlah buku ini menjadi penyelamatan kita. Biarkanlah buku ini mengilhami kita ke tingkat pengabdian yang baru dan memandu kita untuk mewujudkan mimpi kita tentang masyarakat yang seimbang dan terhormat'.

(Halaman x!!!)

Bagi yang ingin membaca langsung bukunya, bisa didapatkan disini :
http://serbasejarah.wordpress.com/unduh-e-book-sejarah/
------- *** ------

Minggu, 01 Juni 2014
Jubail, Saudi Arabia
Si Mon


Jumat, 23 Mei 2014

Di balik gundulku, gundulmu dan gundul masing-masing

Sewaktu gundulku ini terkena sinar mentari di siang itu rasanya mak clekit-clekit. Kemudian teringatlah bahwa aku ini sudah lama tidak menulis lagi. Sik sebentar sebentar, baiknya rak saya ini memperkenalkan lagi diri saya. Nama saya “Si Mon”, masih sama dengan yang dulu. Memang akhir – akhir ini saya jadi jarang menulis.
Baru malas saja, tidak ada mood begitu kira-kira. Ha baru saja ini saya kulakan mood itu dari pinggir jalan raya yang saya lewati. Alhamdulillah, karena clekitan dari sinar mentari aku jadi punya ide untuk kembali menulis.

43, 7 derajat Celcius suhu di siang itu. Tahun lalu musim yang begini saya lalui bersama si Mister. Sekarang beliau sudah pergi meninggalkan daku. Kepergian si Mister memberikan pukulan yang agak berat padaku. Aku jadi sendiri di plant, tak ada teman untuk mengutuk-kutuk di belakang punggung orang yang aku kutuk. Yang kayak begini tidak bagus lho, ning rasanya nikmat sekali. Orang yang lemah dan tertindas, mengutuk-ngutuk itu kok kadang malah jadi hiburan biar ndak stress. Ning tetep ini ndak bagus lho ya, nek bisa kamu jangan ikut-ikutan.

Mengembara memberikan banyak arti. Ketika mister berlalu mister yang lain datang menggantikan. Mister yang ini beliau berasal dari Padang. Tempatnya cerita siti nurbaya itu, hebat tho ?
Orangnya pinter sekali memasak, yang paling nyuss adalah sambal buatannya. Maklum tahu sendiri tho bagaimana rasanya sambel dari warung padang ? Silahkan pada ngiler membayangkan kemak-nyusannya. Aku perkenalkan juga padamu, dia itu namanya adalah Mr. Son.

Seorang lagi yang mengisi kekosongan di ruang apartemen kami. Dia namai dirinya “GodofRock”. Bagaimana ya, wong namanya orang kan macem-macem saja tho tabiatnya. Nanti saja cerita panjang lebarnya tentang pemuda yang satu ini. Kita sebut saja Si Gan.

Penghuni lama yang merupakan teman perjuanganku semenjak awal, yang dulu juga sudah mewarnai cerita-ceritaku sebelumnya. Si Wan. Dia ini sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Banyak hal yang aku kagumi dari orang ini. Banyak sekali sodara-sodara...
Ning tidak aku ceritakan sekarang.
Weeeeeeeeeeekkkk......

****
Gundulku yang masih clekit-clekit itu mengingatkanku akan sesuatu. Dahulu si mister begitu mengenal dunia perikanan cara membakar, menggorengnya. Sekarang Ada Mr. Son dengan aneka masakan padang buatannya yang mak 'nyuss' sekali.
Lalu Si Wan dengan sikap hati dan kecerdasannya. Si Gan dengan keberanian yang ia miliki.
Nah aku sendiri, apa yang ada di balik gundulku yang clekit-clekit ini ?
Di balik gundulku, gundulmu, dan gundulnya masing-masing tersimpan sesuatu yang istimewa. Dan satu hal lagi memang yang paling layak dipercaya adalah gundulmu sendiri, dengan segala keterbatasan yang ada.
Alhamdulillahi 'ala kulli hall.

Jubail, Saudi Arabia
Jum'at, 23 Mei 2014
Si Mon