Rabu, 16 Maret 2011

tentang kisah... beribu kisah... berjuta kisah.


“Saya tidak percaya sistem yang melahirkan dan membesarkan penguasa yang begitu kejam seperti Stalin. Sama dengan tidak percayanya saya kepada system yang melahirkan Hitler dan Mussolini. Dan sudah tentu juga tidak percaya kepada sistem yang melahirkan Amangkurat yang dengan kejamnya membunuhi santri-santri”.

“Sistem memang perlu. Dan wong cilik harus diangkat kehidupannya. Tetapi, sistem yang melahirkan penguasa – penguasa kejam dan sewenang-wenang tidak mungkin mengangkat kehidupan orang kecil bagaimanapun sistem dan para penguasanya mengira begitu”.

*oleh : Umar kayam.

Yang demikian itu hanyalah awal saja. Kalau boleh saya menduga yang ingin mereka katakan adalah :
“Memang tidak seharusnya, tatanan sosial itu begini ini. Tapi apa dayaku, aku tak punya kekuatan untuk membenarkan itu... karena itu AKU HANYA MENULIS... memaparkan apa yang bisa aku paparkan, menuliskan apa yang kadang-kadang ditutupi atau tertutupi.
Supaya dapat kau ketahui bilah demi bilah perikehidupan di bumi manusia ini. Salah dan benar tidak akan aku paparkan, silahkan nilai sendiri. Dari sudut pandang yang sejuta jumlahnya. Yang oleh Einsten dikatakan sebagai *teori relativitas*. Pilihlah jalanmu sendiri-sendiri. Saat maut menyapamu, akan kau dapatkan sendiri mana itu kebenaran dan mana itu kesalahan”.

Demikian itu perkataan mereka yang terbaca oleh pandanganku yang sempit  melalui tanda - tanda atau sasmita yang ada dalam karya – karya mereka. Sedang jika kau tanya tentang aku ? Apa yang aku cari ? 

Mencari mana kebenaran itu, mana kebathilan itu. Bagaimana menjadi manusia yang selamat. Ya itulah yang hendak aku cari. Keselamatan kawan... aku tak tahu bagaimana akhir dari hidupku. Itu adalah Hak Alloh untuk mematikan aku. Hanya saja aku berdoa dan aku berusaha agar aku mati dalam kebenaranNya, mati dalam keselamatan melalui keridhoanNya. Setidaknya dalam hidupku ini aku sudah berusaha …. !
Perikehidupan manusia sekarang ini terlampau mengerikannya,ftnahnya merebak sampai-sampai manusia bingung membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Yang benar kadang malah dianggap salah, yang salah malah dibenarkan.  Terkadang begitu  mudah pikiran itu dibentuk hanya melalui kata-kata saja. 
Itulah sebabnya aku terus – menerus belajar soal manusia, untuk bisa menjadi manusia yang lebih peka terhadap sesamanya, untuk dapat mengambil sikap yang tepat dalam setiap pergolakan manusia … yang pada kenyataannya hanya berawal dari sisa-sisa kebinatangannya... entah itu keserakahan , atau saling berebut kekuasaan. Yah itulah dinamika.
Sedang aku hanya ingin belajar.

*****

Kamis, 17 Maret 2011
Serdang, Serang , Banten
*Oleh : Bintang-kelana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar