Minggu, 13 Mei 2012

Ada cinta di Doli.. Doli ... Doli ...


Daging – daging itu berjajar dengan setengah telanjang. Paha yang putih dan mulus-mulus itu, sengaja ditawarkan pada tuan-tuan yang beruang.
Si tuan yang beruang itu boleh memilih jajaran daging itu untuk dipeluk dan diciumi semau-maunya. Hanya mereka yang beruang yang boleh datang, mereka yang juga hilang iman.
Kawan.... ! Dahulu pemandangan itu kita saksikan di Doli. Sebuah kawasan disamping tempat lahir Anneleis. Siapa bilang itu Surabaya punya ? Pemandangan serupa kurasa ada si setiap sudut kota. Tak hanya sekarang ada, maksudku zaman ini saja. Sudah sejak embah-embah-nya nenek moyang pun mengenalnya.
Banyak sekali orang memaknai kosa kata cinta. Justeru inilah yang memberikan makna cinta itu secara riil. Kau tahu maksudku kan ? Yaitu bertemu-nya daging dengan daging, untuk bisa saling memeluk dan mencium-i. Yang lebih kasar lagi boleh dikata hanya berkisar bagaimana sperma bisa keluar dari liangnya.
Itulah ***Cinta***. Meski...
Orang boleh mengartikannya dengan berpuluh atau bahkan beratus makna lagi. Mereka boleh memaknai, mereka punya hak untuk memaknai. Bagi-ku sendiri kurasa itulah makna ri'il dari cinta. Yang selalu memabuk-kan, demi bisa saling bertatap dengan daging yang bisa diciumi dan dipeluk itu.
Alasan itu tinggal dibuat saja untuk menutupi sebuah kepentingan, cinta suci, cinta tulus, cinta sejati, … alasan tinggal dibuat saja, dan alasan itu ada sekian juta yang bisa dijadikan tunggangan. Demi tercapai daging dengan daging yang bisa bertemu untuk saling berpeluk dan saling cium itu.
…..
Mengapa mereka hendak kau kutuki ? Mereka yang menjajarkan daging-nya (*yang mempesonakan itu... ) di tempat sebagai Doli , juga di tempat-tempat lain di seluruh sudut buana ini.
Beruntunglah mereka yang masih diberikan iman, beruntunglah mereka yang masih diberi keteguhan hati untuk menggigit erat aturan-aturan Tuhan. Tidak semua hati diberi cahaya,....
Alangkah kasihan hati yang tak diberi cahaya itu ….
Begitu saja …. roda perjalanan sang kala yang terus berputar, tak menyisakan apa-apa selain keberuntungan dan penyesalan.
….
O...cinta... cinta yang selalu memabuk-kan itu. Jangan tanya tentang kecerdasan setan dan iblis. Iblis yang juga menunggangi cinta, untuk mencapai tujuan-tujuannya. Cinta bisa menjerumuskan hamba pada jurang-jurang neraka, cinta bisa mengatarkan pada kenikmatan surga yang tak terjamah oleh akal sebelumnya. Hati mana bisa tahan bila diserang cinta ….

Betapa cintanya aku pada . . . . . , Aku mengharap untuk bisa berpeluk, bercium dan bercumbu rayu dengan . . . . . ,
Walau seribu kesusahan hati aku temui, itu tiada mengapa karena aku mabuk oleh cinta kepadanya. Untuk ini aku berterima kasih …..
Alhamdulillahi 'ala kulli hal...
Alhamdulillahi aladzi bini'matihi tatimmu ash shalihaah....


Senin, 14 Mei 2012
GSI, Blok B.5, No. 10
Surapati

1 komentar: