Kamis, 24 Mei 2012

Mr. Nggamping


Suatu tatanan masyarakat ya harus disertai dengan pangkat-pangkatnya. Ada yang jadi RT, RW, Lurah, Bupati terus sampai presiden. Pangkat-pangkat itu bukan sembarangan saja disusun. Ha..misalnya saja kalo sersan harus hormat pada letnan, letnan harus hormat pada mayor, mayor harus hormat pada kolonel, begitu seterusnya. Dengan bantuan si pangkat, yang empunya pangkat itu berhak memerintah. Punya kekuatan dan otoritas. Opo ora hebat ?

Goat family itu hanyalah prajurit – prajurit rendahan yang harus mengikuti instruksi perintah dari Sersan Mayor yang ada 3, jumlahnya. Sersan Mayor 1 begitu expert, sangat kalem menghadapi prahara yang muncul dari mesin-mesin tua itu. Pamornya begitu mendalam panggil saja Mr. Slow. Sersan Mayor 2 sangat jenius, agresif meski baru tapi bisa belajar cepat. Maka kita namai Mr. Fast. Sersan Mayor 3 cukup low profile saja. Namanya Mr. J.
Mungkin nanti ke depan aku juga akan banyak bercerita tentang 3 Sersan Mayor kami itu.

Nah baik kami maupun ketiga sersan Mayor itu harus juga mengikut pada pertimbangan sang kolonel. Kolonel dimana saja berhak memerintahkan, bahkan jika perintah itu tanpa alasan, dengan sebuah kata yang klasik....
“Pokoknya ….
“Pokoknya....
“Pokoknya...
Tentu saja dia berhak. Wong berkuasa kok. Dan kami juga wajib melaksanakan instruksi, wong kewajiban je. Ning kolonel kami tidak begitu. Kolonel kami tidak peodal dalam memerintah kami.
Meski dia berhak memarahi, meski diterka aneka pressure dari jenjang atas-atasnya. Beliau tetap kalem, slow. Seolah – olah pesan yang tak kentara itu berbunyi :
“Aku percaya pada kalian, itu ada tugas ini, ini dan ini … terserah cara kalian, yang penting beres”.
Goat family cukup tanggap ing sasmita. Mak Sreet ...sreet...sreet...tugas pun dikerjakan.

Kolonel kami yang sangat wise alias bijaksana itu bernama Mr. Nggamping. Wong katanya kalo tidak salah berasal dari Nggamping di Ngayogyakarto sana lho. Seorang sosok yang lembah manah ini, dalam memerintah pun sangat mengajeni prajurit-prajurit sebagai kami ini. Kadang kala masukan dari kami pun diterimanya, atau meski tak masuk akal tak dicelanya.
Banyak sekali cara orang memerintah, dan itu sah-sah saja wong kan memang berhak. Ning ada perintah yang memuliakan manusia istilahnya mengajeni manungso, dan ada yang memerintah versi kolonial terhadap bangsa jajahan.
“Ambilkan sample ini ...
“ROV X gak mau nutup ...ayo didekatin segera....
“Master batch belum diisi ...hayo buruan tinggal sekian jam lagi
Nah kesemua-nya itu yang menurutku cara memrintah ala kolonial. Ya tidak apa – apa , tiada yang salah, alias sah-sah saja. Wong berhak je, wong berkuasa je. Ning....ning...ning....

Yang membuatku kagum dari Mr. Nggamping ini, meski dia juga berhak, meski dia juga berkuasa. Kalau memerintah dia itu sangat halus....
“Yo...kawan-kawan, minta tolong extruder segera diprepare....
Rasanya kok lain, kok lebih mak nyes dihati. Kaum wong cilik sebagai kami ini serasa dihargai begitu lho, ha masih pakai kata tolong” segala lho.
“Ada yang bisa ke extruder, minta tolong pressure suction Gear Pump naik ...segera...segera...
'Yes...mister....!'

Serdang, Kamis 24 Mei 2012
Surapati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar