Minggu, 11 Mei 2025

Si Mbak Lulus ujian... !

Beberapa hari yang lalu, cuaca panas 47 derajat celsius. Dua hari berturut-turut disertai debu yang beterbangan di udara. Waktu itu saya kerja pagi. 
Matur nuwun gusti, panjenengan beri kekuatan dan kesehatan kepadaku untuk bekerja. Matur nuwun sampun memberiku kesempatan bekerja di tempat kerjaku ini.  
Terlepas dari betapa panas dan beberapa ketidaknyamanan lainnya. Tidak seberapa dibandingkan dengan kenikmatan yang Engkau beri. 
Matur nuwun....!

***
Pergantian musim panas tahun ini, sama sekali tidak ada hujan. 
Betapa baiknya Tuhan Pemilik Langit dan Bumi. Kompensasi dari musim panas, musim mangga pun datanglah.  Harganya tentu menjadi lebih murah dari biasanya. Lha wong baru musim je.
Mangga Tymor Yaman, Mangga Kalbator Yaman, Mangga Badami India. 
Wah... mak nyuuus pokoknya. 
Sebentar lagi musim kurma dan mangga lokal akan menyusul, yang tentu saja diawali dengan rutopnya yang manis kemrenyes itu. 

Gusti.. matur nuwun nggih. 

***

Alhamdulillah, Gusti Matur nuwun lagi. 
Tidak dinyana-nyana Si mbak lulus ujian tilawahnya untuk juz 29. Dinyatakan mumtaz oleh guru pengujinya. 
Sekarang lanjut tilawahnya untuk juz 28. 
Aku ingat perjuangan Si Mbak untuk naik dari jilid 6 ke level tilawah tidaklah mudah. Beberapa kali Si Mbak harus mengulang ujian sampai dinyatakan lulus. Begitu pula dari jilid 30 ke jilid 29.

Saya pun sangat bergembira sekali. Atas prestasinya itu sudah selayaknya saya berikan hadiah. Si adik tak ketinggalan ikut kecipratan.

Alhamdulillah, Gusti Matur Nuwun lagi.  Panjenengn paring rezeki kagem tumbas hadiah. 

***
Angan-angan saya dalam beberapa bulan kedepan bisa ambil cuti lagi, balik ke indo. Mengunjungi ibunda dan ayahandaku. 
Yang jadi pikiran saya, budget untuk membeli tiket dan perangkatnya, saya coba utak-atik masih belumlah ketemu. Soal budget adalah masalah yang lumrah dan umum dihadapi oleh kebanyakan bapak-bapak di seluruh dunia. Biaya sekolah, listrik, beli lauk dan sayuran, pajak kendaraan dan lain sebagainya. 

Kusruput lagi kopiku yang tinggal seperempat dan sudah tidak panas lagi. 
"Gusti Nyuwun panjenengan paringi solusi...!"
Saya pun tetap bahagia dan gembira. Insyaalloh akan ada solusinya. 

Kopiku pun  habis, hanya menyisakan ampasnya yang hitam lembut. Setelah aku timang timang sebentar aku buanglah di bak sampah. 
Sampai saat ini menurutku, minum kopi itu tidak enak. Hanya pahit saja. 
Meski sering aku meminumnya. 
Kopi panas memberikan energi tersendiri. Tidak hanya kopi, kadang teh juga. Pokoknya yang panas-panas itulah. Energi dari panasnya kopi itulah yang aku cari. Meski tidak enak rasanya. 

Dan kau saudara ? Apakah kau juga sering minum kopi ? Cobalah dan rasakan energi dari panasnya kopi. 
 

Senin, 11 May 2025
Liwa, Oman, 
Simon Dinomo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar