Jumat, 14 Juli 2023

Kyai Garudo, Paman Harun, Paman Salim dan Si adik

Baru saja ada orang yang menunggu di parkiran  sebuah supermarket. Dia menanyakan apakah mobilku mau dijual atau tidak.  Suatu hal yang cukup mengheranku. Sudah beberapa kali hal tersebut aku alami. 
Aku jawab  :
"Mohon maaf mobil ini belum ingin aku jual". 
Mobilku Nissan Tiida tahun 2011, sudah cukup tua. Menurutku kenyamanannya rendah. Tapi hampir 85 persen fungsi dari sebuah mobil kami peroleh. Aku dan keluargaku sudah cukup dengan apa yang kami punya. Alhamdulillah. 
Oiya mobilku aku beri nama.....Kyai Garudo. 
Tatkala sedang jalan suaranya "Glodak...glodak...!". 

Ibundaku melarangku untuk menulis, untuk yang kesekian kalinya. Aku kecewa untuk yang kesekian kalinya, Aku sayang pada ibundaku, aku cinta pada ibundaku. Aku tahu resiko bagi seorang penulis dengan aliran realisme, Cukup banyak buku-buku yang kubacai tentang perjalanan hidup mereka. Aku bisa memahami perasaan ibundaku. Tapi aku tetap menulis, tentang suatu hal yang tidak penting. Harusnya tiada mengapa, tak ada yang akan peduli dengan seorang simon dinomo, terkecuali tentu saja ibundaku. Mudah-mudahan ibundaku mau mengerti. Mudah-mudahan meski aku tetap menulis tidak menyakiti hati ibundaku. 
Cukup lama sekali aku tidak membaca, rasanya hidupku terasa hampa dan sia-sia. 
Minggu kemarin aku membaca sebuah buku berisi sekitar 262 halaman. Sampai sekarang belum selesai, kurang 62 halaman lagi.  Aku pikir pikir buku itu tidak penting. Hanya saja, dari buku itu aku tahu bahwa orang-orang yang aku kagumi yang hidup pada era yang sama ternyata mereka saling terkoneksi. Meski pilihan hidup dan idealisme mereka berbeda-beda. 
Kurasa aku suka membaca, meski tidak berguna. Semakin banyak yang aku baca mengantarkanku untuk menulis. Menulis adalah suatu jalur alamiah bagi introvert yang nyaris sempurna sepertiku. 

Paman salim sudah tidak bekerja di taman. Begitu pula dua orang temannya. Bisa dikatakan pengurangan karyawan. Paman akhlak sudah balik ke negara asalnya. Paman Abdul Razak untuk sementara tidak bekerja dan hanya lontang lantung di Sohar. Paman Salim sendiri masih bertahan di dekat tempat tinggalku, dia menyewa apartement. Saat ini Paman salim bekerja serabutan di rumah-rumah, mengerjakan pekerjaan apa saja. Dengan upah sekedarnya dari tuan rumah. Pagi tadi aku panggil paman salim, aku mintai tolong untuk membersihkan halaman rumah sewaku dan mencabuti rumput dekat parkiran. Rumput di Oman berduri yang tajam sekali. Aku beri upah 2 omr. Kemudian aku hadiahi sebuah sepeda yang kubeli beberapa waktu lalu. Mudah mudahan bisa sedikit membantu beliau untuk akses jangkauan yang lebih jauh. 

Selama dua hari terakhir ini si adek sakit. Menangisnya lama sekali dan lebih rewel dari biasanya. Liburan ini aku tidak ngopi atau berkumpul dengan kawan-kawanku. Aku habiskan bersama si mbak dan si adik. Ketika sedang rewel , aku ajak si adik ke taman.  Melihat kucing, melihat anjing, melihat burung-burung, atau sekedar jalan-jalan di rumput yang hijau. Dia sangat senang melihat kucing dan burung. Meski sedang sakit ketika diajak jalan 2x, dia tampak lebih senang. Hari ini panasnya sudah mereda, dan sudah mau makan dan bermain bersama kakaknya. Alhamdulillah. 

Selepas Isya, saya pergi ke cuci mobil di dekat warung karak paman Harun. 
Sambil menunggu, aku beli teh pahit dan dua botol air mineral. Aku ngobrol dengan Mahmood sebentar. Selang beberapa saat Paman Harun muncul, kemudian pergi lagi sambil menelpon. 
Saya masih duduk sambil minum teh, Paman Harun menghampiri saya. 
Setelah ngobrol basa basi sebentar, dia cerita kepada saya. Besok pagi dia akan balik ke Bangladesh. Ibunya sakit keras, dia ingin menemani ibunya. Dia katakan kepada saya, dunia hanya sebentar semua orang akan mati, tapi dia ingin menemani ibunya. Dia memesan tiket secara mendadak, dan dia minta saya untuk turut mendoakan. Paman Harun mungkin seusia dengan Bapak-ku. 
Aku kurang pandai berbasa basi, aku tidak bisa berkata-kata. 
"Yaa Alloh tolonglah saudara-saudaraku sesama muslim dimana pun mereka berada"
"Yaa Alloh tolonglah dan mudahkanlah segala urusan paman harun"
Banyak dari saudara saudara yang membutuhkan pertolongan, aku diperintahkan oleh Tuhan Pemilik Langit dan Bumi untuk saling tolong menolong sesama saudara. Kadang aku dimanfaatkan oleh saudaraku sendiri. Dan kapasitasku hanyalah sedikit sekali, hanya sedikit yang mampu aku lakukan. Ketika aku tidak dapat membantu apa-apa, biarlah doaku kulantunkan kepada Alloh Tuhan Yang Maha Pengasih. 
Giliran aku sedang butuh bantuan, ada kemungkinan tak banyak yang akan datang untuk menolong. Memang sudah normalnya begitu. Tapi aku punya Alloh Tuhan Yang Maha Pemberi, Al Wadood, Tuhan Yang Maha Penolong, dan Tuhan Yang Maha Segala galanya. Dia yang tidak akan pernah meninggalkan hamba-hambaNya. Dan kehidupan akan terus berjalan. 

Jum'at, 14 Juli 2023
Sohar, Oman
Simon Dinomo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar