Hari berikutnya si mbak ikut bus jemputan. Masyaalloh jauh di luar ekspektasi saya ternyata si mbak mau sekolah di Oman. Meski terhitung tidak ada temannya,tapi dia berani.
Setiap harinya si mbak dijemput pada pukul 07:20 dan pulang sekitar pukul 12:30.
Menurut cerita si Mbak, bus jemputannya terasa panas dan sumuk. Tidak ada AC'nya. Kemudian kursinya bolong-bolong. Dan didalamnya cukup untek-untekan. Meski begitu Si Mbak tetap semangat berangkat sekolah. Semoga kondisi tersebut dapat melatih Si Mbak untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Mobil jemputan Si Mbak sebuah minibus berwarna putih dan tidak ada tulisannya sama sekali. Mobil jemputan itu dikendarai oleh Paman Mohammad Akhtar. Terima kasih paman sudah mengangar jemput Si Mbak ke sekolah.
Hari kamis kemarin Si Mbak tidak berangkat sekolah yang di Oman. Si Mbak tertarik untuk ikut kelas online'nya yang dari Indonesia. Si Mbak sekolah di tiga tempat berbeda. Sekolahnya Si Mbak yang di Oman saya pilihkan yang lebih terjangkau. Mengikuti kemampuan finansial saya. Kalau di bandingkan dengan sekolahnya yang di Indonesia. Biayanya 10 kali lipat lebih mahal.
Semangat terus ya Mbak Sekolahnya.
Minggu, 13 Agustus 2023
Sohar, Oman
Simon Dinomo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar