Sabtu, 07 Juni 2025

Majmum .... Cita Rasa Yamani

Teh karak adalah minuman yang terbuat dari teh hitam yang pekat/ kuentel sekali, dicampur dengan susu khusus. Yang dipanaskan secara berlebihan sampai mumpal-mumpal, mongah-mongah,  dalam waktu yang cukup lama. Pemberian gulanya juga tidak pelit. Kombinasi dari kepekatan, overcooking dan gulanya menjadikannya kurang baik dalam kacamata kesehatan. 
Lain halnya soal cita rasa, Teh karak itu memiliki cita rasanya yang tinggi. Dan secara budaya menjadi minuman harian di negri gurun. Warung karak ada dimana-mana, harganya begitu merakyat. Apalagi diminum pas musim dingin. 
Angetnya, leginya, wis mak nyuuuus sekali. Istimewa sodara...!

***
Dimana pada kaleng susu untuk teh karak itu komposisi utamanya adalah palm oil. 
Bukan berarti terus kita ini minum lengo klentik alias minyak goreng begitu. Wong namanya komposisi itu berbeda dengan produk akhirnya. 
Lha wong misalnya ada pasir, dicampur air dicampur semen diublek-ublek terus disusun lha nanti menjadi sebuah dinding bangunan. 
Kira-kira begitulah. 
Mongsok minum lengo klentik. 

Manusia menciptakan cita rasa, yang di approve oleh manusia lainnya. 
Semisal teh karak itu tadi. Trus ada yang lain, misalnya gudek. 
Gudek itu makanan dari nangka muda yang di mangsak juga secara overcook. Dicampur telur, daging ayam. Lha potensinya semua kandungan gizinya sudah menguap tanpa sisa. 
Boleh tidak bergizi katakanlah begitu, tapi soal cita rasa. 
Weeeeh ... nanti dulu. Tentu saja istimewa sekali. Untuk ukuran lidah orang-orang di daerahku. Istimewa sodara...!

***
Daging adalah makanan lazim di daerah gurun. 
Namun cita rasanya dan cara masaknya beraneka ragam. 
Majmum adalah masakan daging dari restoran yaman. Dagingnya dimasak dengan kuah. Yang disajikan dengan piring tanah liat saat masih mongah-mongah. Tentu saja dagingnya empuk dan tidak alot. Terus kuahnya itu kaya akan rempah-rempah. 
Rasanya .... weeeh cita rasa negri yaman. Juga istimewa sodara...!
Bilamana engkau cari di google. Sepertinya tidak akan ketemu. Saya tidak tahu soal ejaan atau penulisan yang benarnya. Tapi ketika saya pesan dan saya bilang majmum begitu, pelayannya paham dan saya dapatkan menu yang saya harapkan. 
Nah begitulah keseharianku di negri gurun ini. 

Masakan daging dari restoran kuwaiti beda lagi. Lain lagi dari restoran turki. Lain lagi dari restoran Saudi. 
Khusus di Oman ada cita rasa masakan khusus yaitu Shuwa. Biasa dibuat pas hari raya. Entah itu Iedul Fitri atau Iedul Adha.
Cara masaknya dengan ditimbun alias di kubur di dalam tanah sampai beberapa hari lamanya. 
Rempah-rempahnya begitu kaya, dan tidak berkuah. 
Lebih jelasnya silahkan browsing di google. 

***
Pada akhir tulisanku kali ini. Kembali lagi saya ingin ceritakan totalitas dari restoran di Oman. 
Pertama setiap restoran baik itu kuwaiti style, turkis style, yamani style, atau saudi style akan menyediakan soup secara gratis. Bukan sembarang soup, rasanya enak dan seger sekali. 
Kedua mereka akan menyediakan teh panas yang manis. Kadang kala gulanya dipisah sehingga bisa menakar sendiri. Lagi-lagi ini gratis lho. 
Lha apabila hendak membeli untuk dibungkus dan dibawa pulang. 
Service-nya luar biasa. Tinggal klakson dari dalam mobil, pelayan akan datang, mencatat semua pesanan. Dan dengan cepat, pesanan akan diantar. Pembayaran bisa dengan kartu. 
Jadi untuk memesan suatu masakan tinggal menunggu di dalam mobil, dengan AC'nya yang dingin. Sambil minum teh gratisnya juga boleh. 

Masyaalloh... hebat tho ? 
Matur nuwun gusti. 

Jum'at, 06 Juni 2025
Liwa, Oman
Simon Dinomo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar