Kamis, 26 Juni 2025

Sekarat....!

Cuaca terasa semakin panas. Buah kurma bergerandulan di pohon-pohon berdompol dompol. Di pinggir-pinggir jalan banyak yang menjajakan buah mangga. Di jual dengan box kayu. Isinya berkisar 5 kg setiap box. Aneka jenis mangga dicampur dalam satu box itu. 
Mangga lokal memiliki banyak type dengan rasa yang berbeda-beda. Masa dimana rutop atau kurma muda begitu mudah ditemui. Rasanya yang renyah dan legit kadang disertai sepet sepet sedikit. Ah sodara... nikmat sekali rasanya. 
Alhamdulillah, matur nuwun gusti. 

***
Di sebelah utara sana tensi emosi juga makin panas. Rudal balistik beterbangan di udara. Menghantam bangunan, meledak di udara seperti kembang api. 
Bulan-bulan ini musim panas sedang merangkak menuju puncaknya. 

Hawa panas dan humidity tahun ini hampir merenggut nyawaku.  Ketika berdiri agak lama rasanya seperti mau terjatuh. Kukira hanya karena cuaca yang baru extrim saja. Humidity'nya begitu besar, sekedar bernafas normal saja begitu berat. Ternyata tubuhku sudah dehidrasi. 
Semakin lama aku tak lagi mampu berdiri. Aku pun rebahan. 
Perlahan tangan dan kaki-ku mulai mati rasa. Kemudian menjadi kaku tak bisa kugerak-kan. 
Rasa dingin menjalar dari ujung kaki dan tanganku, bergerak dengan perlahan. 
Saat hawa dingin itu sampai diperutku, seketika terasa mengkerut dan tertarik ke atas. 
Hawa dingin itu terus menjalar ke arah kepala. 
Apakah aku akan mati kali ini ? Pikirku kala itu. 
Kusebut Alloh sebanyak yang aku mampu. 

Kawan-kawanku membopongku. 
Pikiranku sudah mulai remang-remang ke arah gelap. Kawan-kawanku memberiku air. 
Sampai di klinik aku diberi infus. Pelan pelan dimulai dari tangan dan kaki yang sebelah kiri mulai membaik. Berlanjut ke kaki dan tangan sebelah kanan secara perlahan.
Alhamdulillah... matur nuwun Gusti. 
Masa depan memang selalu jadi misteri. 
Kali ini Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyanyang masih memberiku kesempatan lebih panjang untuk hidup di bumi'Nya ini. 
Semoga bisa beribadah lebih maksimal kepadaNya. 

***

Proteksi IT di tempatku bekerja kini semakin ketat, hal yang wajar untuk sebuah perusahaan besar. Progress digitalisasi dari ilmu yang aku dapat agak sedikit ribet. 
Langkah ini aku ambil, mengingat potensi hilang bila aku simpan dalam wujud kertas sangat besar. Sedang effort yang aku keluarkan untuk menggores gambar demi gambar begitu besar. 
Sejak lama sebenarnya aku ingin mengambil langkah ini, tapi aku enggan lantaran kerahasiaan data yang ada. Aku pikir ulang dan pertimbangkan lagi beberapa kali. Semuanya adalah gambarku sendiri, harusnya tiada mengapa. 

Dahulu pernah aku gambar tentang Cold Box dan Propylene Compressor yang sangat berharga. Kini gambar itu hilang tak bersisa. 
Gambarku di perusahaan elastomer besar itu pun masih ada aku simpan. Semua itu adalah masa lalu, berharga untuk dikenang. 

Sedang gambar-gambarku yang sekarang masih aku gunakan untuk bekerja. Harus aku tata, agar bisa aku gunakan sebaik mungkin. 

Akan aku usahakan memberikan 100 % yang aku miliki di tempat ini, tempatku kerjaku yang sekarang, yang oleh Tuhan Pemilik Langit dan Bumi dijadikan sebagai tempat yang memberiku kehidupan. 
Selamat datang digitalisasi ilmu.....! 
Pelan-pelan ...sedikit demi sedikit akan aku usahakan semampuku. 



Liwa, Oman
Kamis, 26 Juni 2025
Simon Dinomo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar