Jumat, 06 Juli 2012

Konklusi sesat ... oleh naluri kemanusiaan.


Di gurun pasir sahara, anak-anak mengemis bukan meminta uang...di pinggir jalan itu, sambil mengulurkan tangannya mereka berkata :
"Pak minta air, minta air..."
Setitik air lebih berarti dari segalanya di gurun sahara. Setitik air yang menjadikan rumput hijau tumbuh di padang gersang.
....
Suatu hari ada budak dari orang moor, yang dibawa ke perancis oleh seorang pilot. Ia bercerita tentang pertunjukan musik dimana perempuan-perempuan telanjang menari pada taman bunga. Taman hijau seperti itu tak pernah disaksikannya di sahara. Mereka mengagumi air terjun. Suatu kemurahan yang tak ditemukannya di Padang sahara. Naluri intuitifnya sebagai manusia membawanya pada sebuah pandangan sesat :
"Di Perancis air mengalir berhambur sejak ribuan tahun, kenapa Sahara tidak.... sungguh Tuhan tidak adil"
"Kau tahu ? Tuhan adalah orang Perancis... ia lebih murah hati kepada orang Perancis jika dibandingkan Tuhan orang Moor kepada orang moor"
.....
Demikian exupery menceritakan yang terekam di otak-ku. Ini bukan suatu masalah untuk engkau tuduh-tuduhkan. Ini adalah suatu sifat kemanusiaan yang wajar. Tak ada yang bisa menyelamatkan kecuali tangan Tuhan itu sendiri. Siapa yang bisa menjamin keselamatan diri dari pikiran-pikiran sesat ?

Jum'at, 06 Juli 2012
GSI Blok B.5, No. 10
Sihmanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar