Rabu, 04 Juli 2012

Mie-Su (Indoemie-susu) + Kopi hitam cap Kupu-Kupu ... dan perekonomian kerakyatan


Dari hasil keputusan sidang pleno bulanan. Ning yang tak mesti tiap bulan ada itu. Ha piye wong kadang-kadang satu bulan malah bisa dua sampai tiga kali je. Malahan kadang libur kalau plant baru banyak kerjaan. Kalau dirata-rata ya sidang pleno bulanan itu yang paling pas.
Yang memutuskan bahwa :
The Goat family hendak membangun tatanan ekonomi mandiri. Melalui peninjauan yang begitu brilian seiring dengan semakin digemarinya mie instan sebagai suplemen and nutrisi tenaga yang praktis, ekonomis dan terjangkau-is itu.
Maka dibentuk-lah suatu badan perdagangan mie instan. Ini perlu untuk meningkatkan uang khas keluarga besar “The Goat Family” dan jajarannya.
…..
Waktu sidang itu kebetulan saya baru cuti, jadi saya sendiri tidak menghadiri rapat pembentukan itu. Eh kok tahu-tahu begitu saya masuk, keluarga besar kami sudah mem-bakul. Weh … opo ora hebat ?
Bisa dikatakan sidang bulanan kami itu termasuk istimewa sekali. Dilihat dari namanya saja, rapat ini tentu rapat besar. Wong namanya juga “Pleno” kok. Jadi harus dihadiri seluruh anggota keluarga. Termasuk semua sersan mayor dan bapak-bapak kolonel.
Terus biasanya suguhannya itu lho, yang tidak main-main. Martabak hoki... yang notabene jenis martabak yang katanya paling “nyusss” di kota cilegon ini. Tidak tanggung-tanggung 2 piring, 3 piring bahkan lebih. Ditambah lagi sama cemilannya, yang kacang-kacangan … entah garuda, dua kelinci,etc, etc. Plus minumannya mulai dari fanta, coca cola, sprite, sama satu lagi yang biru seperti spritus itu … apa namanya ....mmm... ha... 3x.... aku lupa. Plus nyamikan yang lain.
Tak salah kiranya nek martabak hoki itu yang paling digemari. Coklatnya yang tebel, yang kalau dipanasi di microwave terus ada yang mendlewer-ndlewer dengan campuran kacang wijennya itu, yang ditangkupkan dengan lapisan martabaknya sendiri yang tebal. Begitu mencomot satu, tangan basah kena dleweran coklatnya. Dan ketika langsung digigit... “mak nyussss” coklatnya melumer di mulut.
Itu belum seberapa satunya lagi, irisan dagingnya pating pendosol gedhe-gedhe, ngasih telurnya yang nggak tanggung-tanggung menjadikan irisannya tebel-tebel. Disampingnya disediakan kuah dalam mangkok, apabila dicelupkan di kuah, terus langsung dimakan begitu … “mak nyussss” lagi.
Memang benar ini sidang pleno-nya wong cilik. Tapi suguhannya itu yang membuat mata tidak mengantuk saat mengikuti sidang. Opo ora hebat ….. ?
Ini tidak bikin tekor uang khas lho, wong banyak sukarelawan je. Ha itu...brother..., terus brother ….
Weh... pokoke elok tenan.
…..
Brother Febri diberi amanat untuk menjadi manager badan perdagangan kami itu. Dengan brother adnan sebagai seksi kulakannya. Memang pas ha wong mereka berdua itu satu team mengisi master batch je.
Sejarahnya sepertinya juga perlu saya ceritakan kenapa mie menjadi menu istimewa di pabrik kami. Wong cilik itu ternyata memang bisa membuat aneka kreasi yang bercitrarasa tinggi. Itu karena kepepet. Kebetulan wong cilik itu yang paling banyak kepepet.
Nah suatu kali ada yang mencoba meracik, mie instan itu dengan susu bubuk yang disediakan oleh pabrik. Ternyata setelah resep digethok tularkan, semuanya menyukai. Akhirnya campuran mie instan dan susu atau yang bisa disingkat jari “Mie-su” itu menjadi sangat populer. Dengan diperkuat dalih kesehatan yang katanya dengan ditambah susu, bisa mereduce bahan pengawet.
Taraf selanjutnya orang boleh meramu sendiri seberapa konsentrasi susu yang diinginkan.
…..
Waktu jam-jam nge-mie-su, tentu saja saat sepi pekerjaan di balik “Mess room” PT.”T” seringkali akan tercium bau racikan khas yang menggoda selera. Jika tidak percaya silahkan dichek.
Belum lagi kalau saat itu brother Basyir sedang ikut di dalam. Soalnya dia itu juga seorang master racik meracik kopi, dengan mengukur tingkat kepanasan air dan rasio campuran kopi dan gula yang katanya juga harus pas itu. Tunggulah sebentar sampai bunyi klothak-klothak proses pengadukannya selesai.
Dia akan berkata dengan bangga :
“Ini dia brother.... KOPI HITAM CAP KUPU-KUPU”.
Yang harumnya semerbak ke seluruh ruangan. Oh...brother-brotherku yang kreatif.
….
Dalam dunia perdagangan memang enak kalau membayangkan untung yang di depan mata. Secara teori untung itu sudah menjadi keniscayaan dari badan dagang kami itu. Ning nyatanya saat harus kembali dibelanjakan, kok tak bisa buat kulakan lagi. Ternyata uangnya nyangkut dalam bon-bonan utang. Ini permasalahan yang harus kita sadari ,juga dimaklumi, wong berdagang sama wong cilik je. Kalau ngutang itu kan wajar tho.
Ha...terus jebulnya mental untuk membayar utang tepat waktu itu kok ya susah betul. Padahal kita yakin semuanya mampu untuk segera melunasi. Tapi kok kayaknya masalah hutang itu, kurang menjadi perhatian kita. Kadang – kadang harus sampai dioyak-oyak, diingatkan berulang kali. Memang nilai-nya kecil. Masalah hutang itu kok dirasa kecil lho, biar nilainya memang kecil. Ning rak namanya tetep hutang tho.... ? Hutang lho …. dunia akherat lho urusannya...
Lupa pada hutang itu rasanya kok nikmat betul …..
….
Saya melihat bahwa fenomena ini merupakan suatu hal yang sangat istimewa. System perekonomian yang sangat mengagumkan. Wong dengan harganya yang Rp 2000, - itu orang boleh mengutang. Dan mau dibayar satu minggu, dua minggu, atau satu bulan ke depan ya mbayarnya tetap Rp 2000, -. Ha rak ini berarti system perdagangan kami terbebas dari riba tho ?
Mbok mari system ekonomi yang seperti ini kita namakan system ekonomi kerakyatan. Terus mari kita kembangkan bersama. Biar tercapai suatu keadilan sosial bagi seluruh …..
Biar kita lebih berkemanusia-an yang adil dan beradab.
Opo ora hebat …?


Kamis, 05 Juli 2012
GSI, Blok B. 5, No. 10
Serdang, Serang, Banten
Surapati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar