Senin, 09 Juli 2012

Naliko buto... Murka....


Reaktor kami itu sangat gede sekali. Wong diameternya kira-kira 6 meter, tingginya bisa mencapai 30 meter. Itu belum ditambah dengan puncaknya yang menggembung seperti pentol korek. Dengan reaktor ini bisa menghasilkan produk yang bisa mencapai 20 ton per jam. Opo ora hebat ?
20 ton lho, itu juga masih perjam.
Berarti yang justeru harus kita pikir-pikir itu reaktor kan bisa memakan bahan baku sebanyak yang diproduksi. Wong katanya dalam neraca masa berat yang masuk sama dengan berat yang keluar.
Coba kita pikir bareng-bareng. Apa tidak rakus sekali itu reaktor. Di dalam perutnya dia bisa makan sampai 20 ton perjam. Kita saja paling-paling cuma 2 piring sudah pol mentok tok....tok. Sudah kemlekeren, ndak bisa ngapa-ngapain. Cuma gulang guling sambil memegangin perut.
…..
Kalau dalam pewayangan suatu makhluk yang rakus, alias tamak itu dinamakan “BUTO”. Karena reaktor kami itu sama rakusnya berarti dia itu adalah salah satu dari buto. Bila di indonesiakan buto itu kurang lebihnya ya seperti raksasa. Ning ini tetap kurang bener. Ha wong Kresna itu juga bisa bertiwikrama je, berubah menjadi raksasa yang gedhe banget. Ning raksasa ini tidak jahat, malah membela yang benar. Wong sejatine si Kresna je, mongsok Kresna jadi jahat... ya ndak ada dalam kamus pewayangan dong.
Jadi jelas kurang benar kalau buto itu disamakan dengan raksasa. Kita sepakati saja mungkin bahasa indonesia yang terlalu miskin. Hingga tak bisa dipakai untuk membedakan antara buto dengan raksasa.
Dianggap saja bahwa buto dan raksasa itu sodara begitu sajalah.
….
Baru – baru ini si buto reaktor sedang murka. Memuntahkan isi perutnya yang tinggi banget, tur juga buanyak banget. Gonjang – ganjing semua kalau buto baru murka.
Terlebih si mbak. Wong dia jadi harus begadang beberapa hari di pabrik. Mbak-ku yang ayu jadi kuyu sekali wajahnya. Memang cukup berat bila orang harus bekerja pada malam hari yang disetting untuk beristirahat. Tidur bisa diganti seharian memang, tapi tetap saja kok rasanya sedikit lain di badan. Apalagi kalau sudah beberapa hari. Kalau tidurnya kagol begitu kok bawaannya emosi saja. Kadang kala saya sendiri kalau tiga hari kerja malam begitu, buku yang saya sediakan untuk saya baca malah saya sepak pakai kaki. Soalnya hati saya kok seperti menyuruh ayo...baca, kamu harus membaca.
Ning terus saya jawab, “Baca...baca... gundulmu amoh itu ! Apa tidak tahu apa, saya ini masih ngantuk. Minggir sana....!”
Sudah barang tentu menghadapi buto yang sedang murka itu sangat berat. Apalagi untuk mbak-ku.
Nek dalam cerita pewayangan yang bisa mengalahkan si buto itu ya kang mas Arjuno begitu. Buto cakil memang sangat pethakilan tingkah dan polahnya. Ning kalau kang mas Arjuno sudah mengeluarkan panah pasopati, atau keris pulanggeni. We...lha dalah ini sudah seperti ksatria baja hitam yang mengeluarkan pedang matahari. Wassalam, buta cakil pun menemui akhir hayatnya. Masuk dalam kotak di samping pak dalang.
Mungkin juga kalau disamping si mbak sudah ada kang mas arjuno, jangankan hanya satu buto reaktor. Ha wes tho... walaupun tiga buto sekaligus... mak wush bablas angine. Wong mbakyu-ku itu hebat tenan je.
Ning si mbak itu ya...ndak usah khawatir. Wong dimana – mana woro sembodro ya justeru yang akan dicari-cari sama kang mas arjuno. Kan tinggal menunggu waktu saja. Ndak perlu bimbang-bimbang segala. Tinggal yes or no, saja. He... 3x.
….
Perintah itu kira-kira mengatakan tidak diperbolehkannya adanya suatu delay. Berbicara soal untung, jika ditanyakan kepadamu “kamu mau keuntungan berapa ? Satu juta, dua juta, sepuluh juta ?”
Nek saya jawab cukup hanya dengan sepuluh juta saja berarti saya tidak punya bakat untuk menjadi orang kaya. Harusnya itu ya, saya ingin untung yang sebanyak-banyaknya. Tak terbatas.
Nah … kalau sudah begini, bukannya ini juga kategori rakus. Yang tamak bukannya tadi kita kategorikan sebagai buto. Weh lah kok banyak sekali buto. Ini buto lagi murka, yang ini kok ikut-ikutan murka.
…..
Untuk memenuhi kerakusan para buto, dibentuk-lah team khusus yang menangani kemurkaan buto reaktor. Dari keluarga kami terakhir kali yang terpilih adalah brother Mpeep, brother Omi, dan brother Basyir. Selama 12 jam mereka harus ditanam di area pabrik.
“Weh … selamat brother. Kalian adalah orang-orang terpilih.”
'Iya .. ini brother suro, itung-itung buat latihan.'
“Lho... latihan apa brother ? “
'Ha.. ya itu, kan di arab sana ada juga yang system kerja-nya 12 jam-an. Opo ora hebat brother suro ? “
“Iyo... iyo...hebat...hebat...tenan brother”.
Itu terakhir kali aku berbincang-bincang dengan brother-brotherku.
….
Implikasi dari suatu perubahan system itu tentu meliputi banyak segi. Salah satunya tentang nasi box. Karena ada dua macam team, tentu saja persedian jumlah nasi box extra lebihnya. Regulasinya kalau seperempat jam menjelang pulang, ada persedian nasi box yang masih ada, itu boleh kami makan. Yang artinya itu menjadi punya umum, siapa pun boleh memakannya.
Akhir – akhir ini jumlah box sisa itu kok kadang-kadang banyak banget. Maklum berhubung kami ini anak kontrakan, yang dapurnya di warteg-warteg sama warung padang. Ini kesempatan yang sangat kami nanti-nantikan.
“Elho ini kok ayamnya ada banyak, tak ambilin semua brother ...buat di rumah...”
'Yo wes ambil saja ayam-nya... saya mau ambil jeruk-nya...'
Aku kerupuknya ya... semua-nya saya ambil...
….
Tiba – tiba saja semua-nya jadi serakah. Lho bukannya tadi serakah itu sifatnya si buto ? Lha kok ini aku, dan para brother-ku kok juga jadi buto semua.
Eh .. gek ini gimana. Kok semua jadi buto....

Senin, 09 Juli 2012
GSI, Blok B. 5, No. 10
Surapati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar