Selasa, 21 Maret 2023

Sido Opo Ora ....?

Hampir setiap hari saya selalu mampir di warung kopinya paman harun. Setiap kali datang, Mahmood yang membantu paman harun merasa senang sekali. 
Apalagi akhir-akhir ini, kawan-kawan saya juga mulai berdatangan untuk mengicipi menu-menu di warung kopi paman harun. 
Kalo dipikir-pikir pengeluaran bulanan saya menjadi membengkak, meroket dari prediksi awal saya. 
Tapi saya juga bahagia. Mudah-mudahan meski terhitung boros semua itu menjadi bagian dari sedekah saya. 

Suatu sore tatkala saya memesan teh karak dan roti bakar, Mahmood ceritakan bahwa dia punya anak perempuan yang sudah hampir lulus SMA, sebentar lagi akan masuk perguruan tinggi. Malah kemudian dia tunjuk-kan photo anak perempuannya itu kepada saya. 
"Iki lhooo... anak perempuan saya, ayu po ra... ?" meski dia tidak ngomong apa - apa, kira-kira itulah yang mungkin, ingin ia katakan kepada saya. 
Saya tanggapi dengan manggut-manggut saja. 
Mungkin begitulah bila seorang ayah ingin memberi tahu dunia tentang anaknya. 

**
Di kesempatan yang lain ketika itu saya sedang berjalan-jalan di taman sambil menggendong si adik. Sering sekali ketika saya jalan-jalan di taman bertemu dengan paman salim. Dia senang sekali kapada orang Indonesia. Sepuluh tahun lamanya dia bekerja di Dubai bersama orang indonesia. 
Dia bekerja di Oman sudah hampir 13 tahun. Setahun atau dua tahun lagi ingin dia sudahi. Ia ingin kembali ke negrinya. 
Setelah dia bertanya-tanya soal si mbak dan si adik, dia bercerita tentang putrinya. Dia hanya punya seorang anak perempuan yang sedang menyelesaikan kuliahnya untuk menjadi seorang dokter. Dia buka HP-nya kemudian dia tunjuk-kan kepada saya photo anak perempuannya itu. 
"Iki lhooo... anak perempuan saya, ayu po ra .... ?"
Dia tidak berkata apa-apa, tapi di dalam batinnya mungkin itulah yang ingin dia katakan. 
"Lha kok kabeh-kabeh podo wae... " kali ini batin saya berkata-kata. 
Untuk menanggapi itu tidak lupa saya manggut manggut lagi. 

**
Alhamdulillah, saya sangat berbahagia dengan keseharian saya. Bertemu dengan paman Harun, Mahmood, paman Salim, Abdul Razak. 
Saya bisa lupa sejenak dengan proses Nyang-Nyangan saya. 
Mau saya ambil atau tidak ... itu terserah saya... wong saya yang Nyang-Nyangan lhoo. 
Dalam nyang-nyangan saya kali ini saya mewakili posisi saya sebagai orang indonesia. Orang indonesia itu sukanya ngomong di belakang,  meski begitu jangan main-main sama orang indonesia. 

Liwa, 21 Maret 2023
Simon Dinomo




Tidak ada komentar:

Posting Komentar